Menkes Tekankan Pentingnya Deteksi Dini Saat Peluncuran RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim

News  
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin. (Foto: republika.co.id)
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin. (Foto: republika.co.id)

NEWS -- Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan pentingnya deteksi dini untuk kanker leher rahim (serviks) pada perempuan, terutama untuk perempuan usia produktif. Apalagi, lebih dari 70 persen kasus kanker di Indonesia ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, kanker serviks dapat dicegah dan dideteksi sejak dini.

Pada tahun 2021 (data Globocan), terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Penyebabnya beragam, namun sebagian besar disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus atau HPV yaitu sekitar 95 persen.

"Kanker itu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Kanker serviks itu penyebab kematian kedua di Indonesia dan banyaknya dialami oleh perempuan. Dengan deteksi dini, jika terdapat stadium awal ini bisa teratasi 80 persen," kata Budi Gunadi di acara peluncuran Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim 2024-2030, di Jakarta, Sabtu (16/12/2023).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Budi Gunadi, deteksi dini untuk kanker serviks saat ini sangat cepat perkembangannya. Mulanya terdapat tes pap smear, iva test, dan kini yang terbaru adalah pemberian imunisasi Human Papillomavirus (HPV). "Ini tesnya bisa dilakukan dua kali dalam seumur hidup dengan jangka waktu 10 tahun."

Adapun RAN eliminasi kanker leher rahim merupakan acuan untuk mengimplementasikan strategi operasional dan kegiatan yang komprehensif untuk mencapai eliminasi kanker leher rahim atau kanker serviks pada 2030.

Budi Gunadi menjelaskan, pencanangan RAN eliminasi kanker serviks dapat memperkuat upaya penanganan kanker serviks di masyarakat. Pada 2030, eliminasi kanker serviks ditargetkan bisa tercapai. Hal tersebut sejalan dengan target yang juga ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Budi Gunadi menambahkan, pemerintah telah berupaya memastikan vaksin HPV tersedia secara berkelanjutan bagi masyarakat dengan mendorong adanya produksi vaksin di dalam negeri. Vaksin HPV saat ini sudah bisa diproduksi di dalam negeri oleh PT Bio Farma (Persero) dengan produk NusaGard.

Pada upaya deteksi dini, pemerintah akan menargetkan setidaknya 75 persen perempuan usia 30-69 tahun mendapatkan penapisan kanker serviks melalui pemeriksaan DNA HPV setidaknya dua kali. Selama ini, upaya penapisan kanker serviks dilakukan melalui pemeriksaan pap smear dan tes IVA. Namun, kedua pemeriksaan tersebut dinilai kurang efektif karena cara pengambilan sampelnya yang kurang nyaman bagi perempuan. Pemeriksaan dengan pap smear harus dilakukan dengan mengambil sampel pada bagian vagina.

”Tes dengan DNA HPV lebih mudah karena berbasis pemeriksaan PCR. Kita akan gunakan laboratorium PCR yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Reagen yang dibutuhkan juga akan diupayakan bisa dibuat di dalam negeri,” kata Budi Gunadi menegaskan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image