Banyak Ibu Belum Teredukasi, Benyamin Davnie Minta Masyarakat tak Beri Kental Manis untuk Anak
NEWS -- Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meminta masyarakat tak memberikan kental manis sebagai minuman susu untuk anak. Hal itu disampaikan Benyamin peringatan HUT ke-73 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangsel, Banten, pada 26 Juni 2024 lalu.
Pernyataan Benyamin tersebut bukan tanpa alasan. Ia melihat masyarakat terutama keluarga muda kerap mengeyampingkan kebutuhan gizi anak. Yang dikhawatirkan adalah ibu membiarkan anak hanya makan yang disukai, makanan yang bercita rasa gurih, tinggi kandungan gula, padahal belum tentu ada gizinya.
“Saya khawatir tanpa edukasi yang memadai, kemudian persoalan gizi ini diabaikan oleh masyarakat kita terutama para keluarga muda,” kata Benyamin belum lama ini.
Kandungan gula di dalam kental manis, menurut Benyamin, menjadikannya tidak tepat diberikan kepada anak, terlebih ditujukan sebagai susu untuk pemenuhan gizi. Kesalahan konsumsi ini dapat membuat anak mengalami berbagai masalah tumbuh kembang bahkan memunculkan penyakit seperti diabetes.
“Kental manis bukan susu untuk anak, gulanya sangat tinggi bisa mencapai 50 persen karena itu tidak baik untuk kesehatan anak,” jelas Benyamin.
Hal senada juga disampaikan oleh anggota DPRD Tangerang Selatan, Putri Ayu Anisya yang mengatakan, edukasi salah konsumsi kental manis perlu semakin digencarkan. Pasalnya, hingga kini banyak orang tua memberikan kental manis yang dianggap sebagai susu kepada anaknya.
"Jika ibu tidak dibekali dengan pengetahuan gizi, maka kita tidak akan bisa menyelesaikan kesalahan konsumsi kental manis ini,” beber Ayu.
Salah satu warga Kampung Baru, Serpong Utara, yakni Lisnah, yang hadir pada acara itu mengakui kerap menggunakan kental manis sebagai susu. Ia mengatakan, sudah memberikan kental manis sebagai susu selama dua tahun terakhir.
Lisnah menyebut pemberian kental manis tersebut mulanya bertujuan agar anaknya bisa lebih berisi. Namun, setelah sosialisasi, ia pun mendapat pemahaman komprehensif bahwa tindakannya tersebut tidak tepat karena berat badannya naik signifikan akibat pengaruh glukosa di dalam kental manis.
“Setelah dikasih susu kental manis, dia (anaknya) berat badannya berisi terus, naik terus,” ujar Lisnah menandaskan.