Sosok Pegawai IKN Ini Jadi Nominator Santri Inspirasi Award 2024
SERBA SERBI -- Susianah Affandy, pegawai Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadi nominator Santri Inspirasi Award 2024 yang digelar Islam Nusantara Center (INC). Susianah yang menjabat sebagai Staf Ahli Inovasi Pelayanan dan Kemitraan Publik Otorita IKN dikenal sebagai sosok yang punya semangat, energik, kreatif, dan inovatif.
Karya sosial dan inovasinya di bidang penggerakan masyarakat dapat ditemui di Museum Rekor Indonesia dan Dunia (MURI). Ia telah meraih empat rekor MURI, yakni dua rekor tingkat dunia dan 2 rekor tingkat nasional dalam kapasitasnya sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia.
Susianah meraih rekor tingkat dunia dalam “Penggerakan dan Penjangkauan Keluarga Sehat Terbanyak Secara Serentak" pada tahun 2017. Pada tahun 2020, ia meraih rekor Muri tingkat dunia kedua kali dalam kategori “Organisasi Perempuan Dengan Kegiatan Terbanyak Dalam Penanganan Pandemi Covid-19”. Dua rekor Indonesia diraih pada tahun 2018 dengan Kategori “Temu Nasional Yang Dihadiri Organisasi Perempuan Terbanyak", dan pada tahun 2023 ia kembali meraih rekor MURI dalam kategori “Pemrakarsa dan Penyelenggara Peluncuruan Buku dihadiri Oleh Peserta Terbanyak”.
Selain terdapat dalam Museum Rekor Indonesia dan Dunia, prestasi dan karya Susianah juga tercatat di lembaga-lembaga pencatat prestasi baik tingkat nasional maupun dunia. Belum lama di bulan April 2024 ia meraih Penghargaan Women Award dari Asia Choice Award atas karya sosial di bidang pendidikan non formal dan informal serta pemberdayaan masyarakat. Lalu bagaimana perjalanan kesantrian Susianah?
Perempuan kelahiran 17 desember 1978 ini merupakan santri yang sejak kecil sampai saat ini tak pernah luput dari pergerakan sosial kemasyarakatan. Kultur dan nilai-nilai NU mewarnai pemikiran dan gerakan sosialnya. Ia mengenyam pendidikan non-formal di tiga pesantren. Tahun 1991-1994 ia meninba ilmu-ilmu dasar keagamaan di Pesantren Al-Falah Pasirian Lumajang, Jawa Timur.
Di pesantren ini, Susianah belajar tentang ilmu nahwu sorof, tajwid, ubudiyah, ilmu kalam, dan akhlak. Pemikiran kritisnya sudah nampak sejak ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Saat kecil, ia pernah menanyakan bernada protes kepada ustadz, “Mengapa perempuan akil baligh di surau-surai atau pesantren tidak boleh belajar membaca hijaiyyah. Apakah semua perempuan yang menstruasi di negeri Arab lantas dilarang komunikasi dan bicara karena menggunakan Bahasa Arab?”
Tahun 1994-1997, Susianah menimba ilmu di Pesantren Aniesah dan Pesantren Riyadush Sholihin Kaliwates Jember. Selama di pesantren, ia belajar pendidikan formal di Madrasah Aliyah Negeri I Jember. Pesantren baginya merupakan miniatur masyarakat. Di pesantren ia tidak hanya menimba ilmu, namun juga menimba laku kehidupan. Kyai, Bu Nyai, dan Ustadz merupakan patron yang memberi keteladanan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari.
Di Pesantren Aniesah, Susianah belajar kitab kuning seperti Ta’limul Mutaalim, Daqoiqul Akbar, dan Risalatul Mahidh. Kitab-kitab lainnya yang diajarkan di pesantren antara lain Al Jurumiyah, Kitab At Tashrifiyah, Kitab Mustholah Hadist, Kitab Arbain Nawawi, Kitab Fath Al Muin, Kita Taqrib, dan sebagainya.
Bagi Susianah, kehidupan pesantren tidak hanya mengajarkan tentang akhlak dan pedoman kehidupan namun yang lebih penting adalah pengamalan pedoman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Santri memiliki kegiatan rutin di bidang ibadah dan muamalah yang hal tersebut dilakukan secara disiplin dan penuh tanggung jawab. Maka inilah yang membentuk lulusan Pesantren seperti halnya Susianah menjadi sosok pemimpin di masyarakat. Laku kepemimpinan dilatih sehari-hari dalam semua aktifitas.
Dosen Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Jakarta, Wati Nilamsari, mengapresiasi INC yang telah menobatkan Susianah sebagai nominator Santri Perempuan Penggerak Inspiratif 2024.
“Bu Susianah layak memperoleh penghargaan. Sejak kuliah kita mengenalnya sebagai sosok aktivis sosial kemasyarakatan. Ia memiliki komitmen, integritas, visi, dan inovasi yang dapat menjawab kebutuhan jaman. Meski dikenal aktif, ia juga bertanggung jawab dengan kuliahnya tidak seperti aktivis lainnya. Bahkan Bu Susianah meraih sarjana terbaik,” kata Wati belum lama ini.
Nominator Santri Inspirasi Award dapat diklik di: https://santriinspirasi.com/