News

Zat Pestisida Ditemukan pada Anggur Impor Asal China Bikin Heboh Masyarakat

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago. (Foto: dpr.go.id)

JAKARTA -- Masyarakat dibuat heboh setelah Thailand menemukan residu pestisida pada produk anggur muscat yang diimpor dari China. Hal itu diketahui setelah dilakukan uji acak terhadap sampel anggur muscat di pasaran.

Thai-PAN (Pesticide Alert Network) bersama Majalah Chalard Sue, Yayasan Konsumen, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), baru-baru ini mengumumkan mayoritas sampel anggur muscat mengandung berbagai zat berbahaya seperti residu pestisida. Hasil uji acak menggunakan 24 sampel dari berbagai tempat seperti toko daring, toko buah, dan supermarket.

Berdasarkan hasil uji coba, 23 dari 24 sampel anggur mengungkap terdapat 50 jenis residu pestisida berbahaya. Sembilan sampel diimpor dari China dan 15 sampel lainnya belum diketahui asalnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Hanya sembilan sampe yang dapat teridentifikasi diimpor dari China, sementara negara asal dari 15 sampel sisa tidak dapat terindentifikasi,” kata Prokchon Usap dari Thai-PAN, belum lama ini.

Lebih lanjut, Prokchon mengatakan, seluruh bahan kimia yang ditemukan pada anggur muscat tidak terdaftar di Thailand sehingga keamanannya belum dapat dijamin. Namun yang jelas, kandungan pestisida tersebut akan membuat buah terlihat lebih segar.

“Banyak bahan kimia adalah pestisida sistemik, yang diserap ke dalam anggur, membuatnya tampak segar untuk jangka waktu yang lama” ucap Prokchon.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, pun angkat suara mengenai kasus anggur muscat ini. Ia pun menegur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang tidak responsif mengatasi hal ini.

"Jangan cuma ngomong, ini menurut Thailand, menurut Malaysia, begini, begini. Itu bukan kerja kamu, namanya itu. Kamu nggak kerja itu. Koordinasi dengan mereka, dengan Badan Karantina. Katanya itu sangat berbahaya lho anggur itu," ujar Irma, Rabu (30/10/2024).

Penemuan kasus ini menambah catatan buruk mengenai pangan impor dari China. Pada bulan Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg. Menurut badan tersebut, makan kacang mengandung siklamat dan asesulfam-K secara berlebihan dapat memengaruhi kondisi tubuh, meski tidak langsung terlihat efeknya.

Selain itu, terdapat juga kasus minyak goreng asal China yang tercampur dengan BBM pada Juli 2024 lalu. Hal itu terjadi lantaran pengangkutan BBM menggunakan tangki bekas BBM yang tidak dibersihkan sebagaimana mestinya.

Kasus pangan China lainnya yang paling menghebohkan adalah skandal susu formula yang mengandung melamin pada 2009. Dampak dari skandal tersebut mengakibatkan 54.000 anak dirawat di rumah sakit dan enam dinyatakan meninggal akibat kandungan berbahaya itu.

(endro yuwanto)