Andika yang tak Ragu Berinovasi dalam Gaya Kepemimpinan dan Kebijakan
JAKARTA -- Provinsi Jawa Tengah (Jateng) disebut-sebut beruntung bisa mendapatkan sosok Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa yang menjadi calon kuat Gubernur Jateng. Andika berpasangan dengan wakilnya yang mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, pada Pilkada Serentak 2024.
Dua sosok hebat tersebut diyakini mampu saling mengisi dan berkolaborasi untuk mempercepat pembangunan di Jawa Tengah. Selain itu, Andika dan Hendrar punya gaya kepemimpinan yang kuat.
Menyorot soal kultur atau budaya di Jawa Tengah, masyarakatnya sangat lekat dengan kebiasan yang diwariskan oleh para leluhurnya. Prinsip alon-alon waton kelakon (tidak tergesa-gesa), urip iku urup (hidup itu menyala), nrimo ing pandhum (ikhlas), tepo seliro (tenggang rasa), dan mikul dhuwur mendhem jero (menghargai orang tua) sangat dijunjung tinggi.
Hidup di Jawa Tengah dengan kultur yang kuat akan membuat masyarakatnya sangat nyaman bila dibandingkan hidup di Jakarta yang setiap hari harus dipacu oleh kemacetan, deadline, tekanan tinggi, kesumpekan, keruwetan, hingga polusi asap kendaraan yang membentuk karakter keras orang-orang Jakarta. Karena itulah, Andika Perkasa yang berhasil menempa pribadinya dengan keras, tegas, dan disiplin adalah sosok yang digadang-gadang bisa membawa tingkat kesejahteraan warga Jateng lebih maju lagi di masa depan.
Pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan karena mereka adalah satu. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, memberikan arahan, dan membantu individu untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu institusi, baik dalam korporasi, maupun dalam organisasi seperti perkantoran dan perpustakaan, diperlukan pemimpin yang kuat dan nyata yang dapat mencapai tujuan bersama dalam kelompok dan individu.
Kepemimpinan adalah proses di mana seorang pemimpin menetapkan visi dan berinteraksi dengan pengikut untuk membuat visi menjadi kenyataan. Proses cara seorang pemimpin bertindak dan tindakan yang dilakukan bawahannya untuk mendukung pencapaian tujuan dikenal sebagai gaya pemimpin.
Andika Perkasa adalah seorang pemimpin yang percaya pada demokrasi dan menjaga nilai dan martabat yang melekat pada orang-orang yang dia pimpin. Di mata banyak orang, ia adalah pemimpin yang menarik, percaya diri, dan visioner (dengan visi yang realistis). Dengan jaringan yang kuat di seluruh dunia, intelijen, keterampilan kepemimpinan yang terbukti, dan pendidikan militer dan umum yang luar biasa, Jenderal Andika telah ditunjuk sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) oleh Presiden Ke-7 RI Joko Widodo pada tahun 2021.
Dalam perjalanannya untuk dipromosikan menjadi seorang jenderal, Jenderal Andika memutuskan untuk menghapus metode seleksi keperawanan untuk Komando Wanita Angkatan Darat ketika ia menjadi KSAD. Andika menganggap bahwa itu adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Dalam Catatan Teknis TNI AD tentang Pemeriksaan Kesehatan No.B/1372/VI/2021 (Juknis), Mayjen TNI Dr TNI Budiman menyatakan, pembatalan tes keperawanan bagi pelamar Kowad dan calon istri prajurit TNI adalah diizinkan. Selain itu Andika juga mengubah seleksi potensi intelektual dengan melihat nilai ijazah SMA calon siswa TNI.
Jenderal Andika menjelaskan, karena ujian sudah menjadi bagian dari ijazah sekolah sebelumnya, maka tidak perlu lagi diambil tes. Selain itu, hal ini dinilai dapat menghemat biaya dan waktu sehingga seleksi calon mahasiswa TNI lebih efektif dan efisien.
Jenderal Andika memberikan kesempatan yang sama bagi WNI untuk ikut seleksi tes masuk TNI tanpa ada diskriminasi atau perbedaan. Menurut dia, prasangka dalam perekrutan personel TNI telah dihilangkan di bawah kepemimpinannya. Menjadi jelas baginya bahwa dalam masyarakat demokratis, semua warga negara memiliki akses yang sama atas manfaat dan hak istimewa yang sama.
Soal dianggap pejabat penting, Jenderal Andika Perkasa tak terlalu ambil pusing. Ia bersikeras memberi tahu bawahannya berulang kali bahwa dia bukan raja. Untuk lebih eksplisit, ia ingin dianggap seperti warga negara lainnya, bukan hanya sebagai pejabat tinggi.
Menurut staf pribadi Kapten M Dwi Djayanto, Jenderal Andika Perkasa adalah seorang pemimpin yang kuat. “Dia tidak pernah ragu-ragu dan teliti dalam pengambilan keputusan," katanya belum lama ini.
Adapun Serma Sidik Apriyono membuat pernyataan, “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua pelajaran hidup yang diberikan melalui profesinya. Tampaknya dia pria yang berhati-hati, dan itu cenderung mengajari kita banyak hal, dan ketelitian itu bisa berjalan beriringan."
Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta berbicara yang menjadi viral di media sosial tentang tentara yang dihukum dan dipecat karena kesalahan istrinya yang adalah warga sipil.
Ketika itu Panglima Kodim Kendari Kolonel Hendi Suhandi dihukum oleh seorang atasan yang berwenang menghukum, kebetulan atasannya langsung yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), atas postingan istrinya viral di media sosial. Kala itu istri Panglima Kodim tersebut mengomentari soal penusukan oleh orang tak dikenal kepada Menko Polhukam saat itu, Jenderal Purn Wiranto. Akibatnya, tentara tersebut dipecat oleh Andika Perkasa.
Teman lama Presiden RI yang enggan disebut namanya menyatakan bahwa Andika berasal dari dimensi darat yang merupakan rumah bagi anggota TNI paling banyak.
“TNI berada di jalur yang benar, dan Andika hanya mengikuti jejak Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Namun, masih banyak cara untuk memperbaiki. Wabah terorisme, kelompok sempalan, dan separatis,” lanjut dia menjelaskan. "Tidak masalah bagi mereka yang merasa Panglima TNI harus diangkat secara bergilir."
Bukannya "harus dirotasi", ia menegaskan bahwa posisi pertama di markas TNI di Cilangkap bisa "dirotasi". Tidak masalah, TNI akan tetap solid dan patuh pada panglima berapapun dimensinya. “Waktu kerja yang relatif singkat tentunya tidak menjadi kendala untuk kerja yang optimal, dan juga akan ada penggantian staf agar mobil tetap beroperasi,” pungkas dia.