CBNCloud dan ALDEI Dorong Transformasi Digital Logistik Indonesia: AI, Cloud, dan Keamanan Siber Jadi Kunci Daya Saing
JAKARTA -- Industri logistik Indonesia tengah menghadapi babak baru. Perubahan perilaku konsumen yang serba cepat, pertumbuhan e-commerce yang masif, dan tekanan global terhadap efisiensi rantai pasok mendorong pelaku industri untuk bertransformasi.
Di tengah dinamika tersebut, CBNCloud bersama Asosiasi Logistik Digital Economy Indonesia (ALDEI) menggelar forum industri CBNCloud Connect bertema “From AI to Delivery: Predict Smarter, Operate Faster, Scale Securely”, Rabu (24/9/2025).
Bertempat di The Bridge Function Room, Horison Ultima Suites & Residences Rasuna, Jakarta, forum ini menjadi ajang strategis bagi pemimpin logistik, regulator, dan pakar teknologi untuk membedah bagaimana kecerdasan buatan (AI), infrastruktur cloud, dan keamanan siber dapat menjadi motor penggerak logistik masa depan. Didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), acara ini dihadiri lebih dari 40 perusahaan logistik, dari raksasa ekspedisi hingga startup ataupun UMKM Logistik yang tergabung dalam keanggotaan ALDEI.
“Kita tidak lagi berbicara logistik sekadar memindahkan barang dari titik A ke titik B. Kecepatan, ketepatan, efisiensi, dan keberlanjutan kini menjadi syarat mutlak. AI dan cloud bukan sekadar alat bantu, tetapi penggerak utama untuk membangun ekosistem logistik yang tangguh dan berdaya saing,” ujar Ketua Umum ALDEI, Imam Sedayu, pada sambutannya.
Chief Operating Officer CBNCloud, Hery Sentosa, menegaskan forum ini dirancang untuk mengubah diskusi menjadi langkah konkret.
“CBNCloud Connect kami desain untuk menjadi forum yang mendorong adopsi teknologi cerdas secara menyeluruh. Transformasi digital tidak dapat berjalan sendirian, dibutuhkan sinergi erat antara pemerintah, asosiasi, pelaku industri, dan penyedia teknologi. Tujuannya jelas: membangun operasional logistik yang lebih pintar, cepat, dan aman,” jelas Hery.
Tiga Sesi, Satu Visi: Logistik Lebih Cerdas, Cepat, dan Aman
1. Bagaimana Peran Pemerintah dan Arah Kebijakan Mendukung Peranan AI dalam Mempercepat Proses Administrasi di Supply Chain
Sesi pembuka ini membahas bagaimana pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), merumuskan arah kebijakan untuk memperkuat peran AI dalam mempercepat proses administrasi di rantai pasok (supply chain).
Administrasi di sektor logistik mulai dari pengelolaan dokumen pengiriman, perizinan, pelaporan, hingga integrasi data lintas sistem sering menjadi titik hambatan yang mengurangi kecepatan operasional. Dengan penerapan AI, proses tersebut dapat diotomatisasi dan dipercepat, mengurangi beban kerja manual sekaligus meminimalkan potensi kesalahan.
Direktur Pos dan Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Digital RI Gunawan Hutagalung, ST, MT, menegaskan bahwa peran pemerintah adalah memastikan adopsi AI dilakukan dengan standar keamanan data, interoperabilitas sistem, dan regulasi yang adaptif.
“AI berpotensi memangkas waktu dan biaya dalam proses administrasi supply chain. Tugas pemerintah berperan dalam menyediakan kerangka regulasi dan infrastruktur digital yang memungkinkan teknologi ini diadopsi secara luas, aman, dan terukur,” ujar Gunawan Hutagalung.
Dari perspektif ALDEI, dukungan kebijakan menjadi kunci agar AI tidak hanya diadopsi oleh perusahaan besar, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku logistik skala menengah dan kecil.
“Dengan adanya regulasi yang jelas, integrasi AI ke proses administrasi supply chain bisa menjadi standar industri. Hal ini akan mempercepat layanan, meningkatkan transparansi, dan mengurangi bottleneck di rantai pasok,” jelas Ketua Bidang Teknologi ALDEI, Iman Kusnadi.
Komdigi dan ALDEI sepakat bahwa kolaborasi erat antara regulator, asosiasi, dan industri akan memastikan bahwa percepatan proses administrasi melalui AI dapat berjalan mulus, mendukung efisiensi nasional, dan memperkuat daya saing logistik Indonesia.
2. AI for Smarter Forecasting: Demand, Capacity, and Workforce Prediction
Sesi kedua membedah bagaimana AI dapat mengubah cara perusahaan logistik memprediksi permintaan, mengelola kapasitas, dan mengalokasikan tenaga kerja.
Lead Data Scientist EDTS, Kemas Farosi, dalam pemaparannya menyatakan, EDTS mengambil langkah strategis dalam mentransformasi industri logistik dan pengiriman dengan mengintegrasikan teknologi AI dan IoT terkini. Melalui sistem proyeksi permintaan berbasis AI, perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan kapasitas secara lebih akurat dengan menganalisis data historis dan pola musiman, sekaligus menghadirkan perencanaan yang lebih cerdas dan terukur.
"Inovasi ini diperkuat sistem alokasi sumber daya berbasis AI yang mengoptimalkan rute pengiriman dengan algoritma canggih sehingga mampu memangkas waktu tempuh serta meningkatkan efisiensi operasional,” jelas Kemas Farosi.
Selain itu, solusi pelacakan armada berbasis IoT dari EDTS memberikan visibilitas real-time atas lokasi, performa, dan pemanfaatan kendaraan, memungkinkan manajemen armada yang lebih presisi. Dengan rangkaian teknologi tersebut, EDTS mendorong bisnis logistik agar lebih adaptif dan kompetitif di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
3. CloudShield Logistics: Cloud-Based Security & Recovery for Business Continuity
Sesi ini membahas pentingnya keamanan siber dan pemulihan operasional (business continuity) berbasis cloud bagi industri logistik. Dalam ekosistem yang sangat bergantung pada sistem digital, gangguan baik akibat serangan siber seperti ransomware maupun bencana fisik yang dapat langsung menghentikan alur distribusi dan merugikan bisnis.
Melalui pengamanan, data dan aplikasi penting dilindungi dengan sistem backup berbasis cloud yang aman dan terdistribusi. Jika terjadi gangguan, prosedur disaster recovery memastikan sistem pulih cepat, meminimalkan downtime, dan menjaga layanan tetap berjalan.
“Keamanan siber berbasis cloud bukan hanya melindungi data, tetapi menjamin rantai pasok tetap bergerak bahkan dalam kondisi darurat,” tegas AVP Business Solution CBNCloud, Andrik Supriadi.
Manfaatnya mencakup pemulihan cepat, perlindungan multi-lokasi, skalabilitas sesuai kebutuhan, dan penghematan biaya infrastruktur. Dengan strategi ini, operasional logistik dapat mempertahankan prinsip always-on, dari gudang hingga pengantaran akhir, tanpa kompromi terhadap kecepatan maupun keamanan.
Melalui penyelenggaraan CBNCloud Connect bersama ALDEI, CBNCloud berharap forum ini dapat menjadi pintu pembuka wawasan baru bagi pelaku industri logistik Indonesia. Tak hanya menghadirkan pengetahuan tentang teknologi AI, cloud, dan keamanan siber, tetapi juga mendorong terciptanya kolaborasi lintas sektor yang menghasilkan langkah konkret.
Dengan semakin terbukanya wawasan dan jaringan kerja sama, industri logistik nasional diharapkan mampu beradaptasi lebih cepat, mengadopsi inovasi dengan tepat, dan memantapkan posisinya di kancah persaingan global. (***)