Serba Serbi

Mitos Jepang: Kisah Cinta Tragis antara Kaisar Jepang dan Siluman Rubah

Gambar: Tamamo no Mae Cetakan oleh Yoshitoshi.
Gambar: Tamamo no Mae Cetakan oleh Yoshitoshi.

Rubah berekor sembilan adalah sebuah cerita rakyat yang sangat populer dalam mitologi Jepang. Meskipun telah ada selama ratusan tahun, cerita ini sebenarnya berasal dari daratan Cina.

Menurut legenda kuno di Cina, sebuah rubah memangsa seorang permaisuri dan mengambil identitasnya. Rubah tersebut melakukan berbagai kejahatan sebelum akhirnya terbongkar dan dieksekusi. Namun, bukannya mati, rubah berekor sembilan tersebut "memisahkan" dirinya menjadi tiga ekor rubah dan melarikan diri.

Salah satu dari tiga rubah tersebut kemudian berubah menjadi seorang wanita cantik dan melarikan diri ke Jepang. Setelah tiba di Jepang, ia hidup tanpa melakukan apapun selama 380 tahun. Namun, pada suatu kesempatan, ia berhasil masuk ke istana sang raja. Kaisar Konoe tertarik oleh kecantikannya dan melamarnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam mitologi Jepang, Otogizoshi, himpunan prosa Jepang ditulis selama periode Muromachi, Tamamo-no-Mae diceritakan sebagai selir Kaisar Konoe yang bertahta dari tahun 1142 sampai 1155. Dia dituturkan sebagai wanita paling cantik dan pintar di Jepang. Tubuh Tamamo-no-Mae secara misterius mengeluarkan wangi harum, dan pakaiannya tidak pernah lusuh atau kotor.

Tamamo-no-Mae tidak hanya cantik, tetapi dia berilmu lapang dalam bermacam babak ilmu. Walaupun dia terlihat baru berusia dua puluh tahun, tak tersedia pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya dapat dia jawab, mulai dari mengenai musik sampai agama dan astronomi. Kecantikan dan kecerdasannya membuat orang-orang di Istana Kekaisaran kagum dengannya. Kaisar Konoe juga sangat mencintainya.

Kaisar Konoe atau Konoe-tennō, yang lahir pada 16 Juni 1139 dan meninggal pada 22 Agustus 1155 adalah kaisar Jepang ke-76, menurut urutan suksesi tradisional. Masa kekuasaan Konoe berlangsung dari 1142 sampai 1155.

Namun, setelah lamaran tersebut, sang kaisar tiba-tiba jatuh sakit. Seorang penyihir dipanggil untuk menyembuhkan sang kaisar dan segera mengetahui bahwa ini adalah ulah rubah, dia pun menuduh si rubah yang tulus mencintai sang kaisar tersebur ingin merebut tahta sang kaisar. Rubah tersebut berusaha melarikan diri dan dalam pelariannya menghancurkan sebagian besar istana.

Iblis ekor sembilan itu akhirnya berhasil dibunuh para samurai terbaik di seluruh Jepang dan mayatnya menjadi Sessho-seki. Batu ini pun terkenal di Jepang sebagai tempat terpenjaranya iblis ekor sembilan. Lokasi batu itu pun juga menjadi tempat wisata di sana.

Para Samurai terbaik di bawah komando sang kaisar menembakkan panah tepat ke jantung rubah tersebut, dan tubuhnya kemudian mengeras, berubah menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai Sessho Seki (Batu Pembunuh).

Selanjutnya...

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

email: caricuan.republika@gmail.com