News

Sarjana Terbaik UIN Jakarta, Ini Sisi Lain Sosok Kader Khofifah Penyusun Roadmap Perempuan dan Anak

Susianah Affandy (kanan), penyusun roadmap perlindungan perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, memiliki rekam jejak sama dengan Khofifah Indar Parawansa (kiri), yakni mengabdi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). (Foto: Istimewa)
Susianah Affandy (kanan), penyusun roadmap perlindungan perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, memiliki rekam jejak sama dengan Khofifah Indar Parawansa (kiri), yakni mengabdi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). (Foto: Istimewa)

NEWS -- Susianah Affandy, penyusun roadmap perlindungan perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, ternyata memiliki rekam jejak sama dengan Khofifah Indar Parawansa yakni mengabdi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Dari penelusuran di media sosial pada Jumat (10/5/2024), Susianah adalah anggota Pimpinan Pusat Muslimat NU yang dinahkodai oleh Khofifah yang kini pernah menjadi Gubernur Jawa Timur dan Menteri Sosial RI.

Susianah meraih Sarjana Terbaik Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Maret 2002. Tidak seperti para sarjana lainnya yang memburu menjadi PNS atau pegawai Kantoran, Susianah di usia 20-an tahun justru memilih belajar dari seniornya di lingkungan Muslimat NU. Awal mula diajak oleh almarhumah Mahsusoh Tosari Wijaya, ia bergabung menjadi pengurus Yayasan Pendidikan Muslimat NU pada tahun 2005.

Sepeninggal alm Mahsusoh (saat mengikuti dinas Tosari Wijaya sebagai Duta Besar), Susianah melalui hari-harinya bersama Khofifah di Muslimat NU. Sebagai anggota Muslimat NU, ia merasa beruntung bisa belajar menimba ilmu, pengalaman, dan kebijaksanaan dari Khofifah dan para senior Muslimat NU.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Khofifah merupakan sosok pemimpin yang memiliki pengaruh sangat kuat karena dapat menerjemahkan nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah dalam kehidupan sehari-hari. Wajah NU tulen ada pada sosok Khofifah, begitupun wajah kepemimpinan NU juga memancar. Khofifah dalam kepemimpinannya mengembangkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah yakni tawasuth, tasamuh, tawazun, dan I’tidal.

Susianah meneladani Khofifah sebagai sosok yang secara genetik memiliki kecerdasaran namun dapat memposisikan diri menjadi pribadi yang tawadhu. Nilai tawasuth yang ia pelajari dari sosok Khofifah membuatnya belajar tidak meledak-ledak, tidak kritis buta, tidak memihak ke kiri (sosialis/liberal) atau kanan (fundamental/radikal), namun berada di tengah di antara dua sikap. Wajah yang ditampilkan dari sikap tawasuth adalah harmoni, teduh, humanis, dan tidak fanatik atau ekstrem dalam kehidupan sosial.

Nilai tawasuth yang Susianah teladani dari sosok Khofifah memiliki daya gerak yang kuat dalam kepemimpinan di masyarakat. Ini yang disebut sebagai kepemimpinan kharismatik oleh Marx Weber.

Susianah merasakan cara lembut yang dilakukan Khofifah dalam pengkaderan melalui penugasan-penugasan kepanitiaan atau menjadi ketua tim. Saat menjadi Ketua Tim Penyusun Empat Modul Konsumen Cerdas kerja Sama Muslimat NU dengan Kementerian Perdagangan mengantarkan perempuan kelahiran Lumajang, 29 Desember 1978, ini didapuk sebagai Komisioner BPKN RI. Tidak jarang ia mendapatkan penugasan Khofifah sebagai tim data, dokumentasi, dan proceeding pada giat nasional seperti Rakernas dan Harlah Muslimat NU.

Tugas seperti ini mengasah keahlian Susianah dalam kelembutan komunikasi dengan para anggota Muslimat NU dari pusat sampai akar rumput.

Khofifah menyiapkan Susianah sebagai pemimpin melalui penugasan antara lain menjadi anggota Tim Program Deradikalisasi kerja sama dengan BNPT, Projec Koordinator kerja sama dengan ProRep USAID, Tim Penyusun Buku 70 Tahun Pengabdian Muslimat NU, Ketua Tim Program Inkubasi Usaha Kecil Kerjasama dengan Bank Indonesia dan OJK, Ketua Tim Kerja Sama dengan Kementerian Perdagangan, Sekretaris Yayasan Pendidikan Muslimat NU, dan sebagainya.

Melalui penugasan tersebut, Susianah terhubung dengan Khofifah sebagai mentor karena saat itu tim bertanggung jawab secara langsung kepada ketua umum.

Karakteristik kepemimpinan Khofifah yang banyak menggerakkan modal sosial juga menurun pada Susianah. Penggerakan modal sosial sangat mendukung terlaksananya program kesehaan ibu dan anak, pendidikan non formal-informal, dan pemberdayaan sosial.

Ketika Khofifah diangkat menjadi Menteri Sosial RI tahun 2014, pada saat yang sama Susianah tergabung sebagai Dewan Pimpinan Kongres Wanita Indonesia. Seperti lulus dari sekolah pengkaderan, Susianah menerapkan kepemimpinan sosialnya mirip dengan ajaran Sang Guru.