Pustaka

Wizards Heaven's Gate: Bab II Threat Signal

Wizards Heaven’s Gate/ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Novel oleh Damar Pratama *)

Usiaku kini sudah 10 tahun di dunia Azaroth, usia yang sama ketika aku dulu tewas akibat serangan bangsa Reptilians di Bumi. Aku selalu berdoa supaya tak mengalami nasib yang sama dengan kehidupanku sebelumnya karena aku bahagia di sini.

Aku sudah lulus dari akademi sihir sebagai lulusan terbaik meskipun memiliki sihir yang lemah. Energi sihirku yang lemah justru mampu menciptakan reaksi fusi secara instan tanpa alat apapun. Dengan pengetahuanku yang luas tentang sains aku bisa membuat sains menjadi sangat keren seolah-olah itu adalah sihir. Aku kini bekerja sebagai penyihir dan pandai besi di istana.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Usia yang masih muda tidak menghentikan tekadku mencoba berbagai eksperimen dengan sihir. Berbeda dengan anak-anak lain yang memiliki kekuatan sihir melimpah, aku merasa kemampuanku sangat lemah. Namun, aku memiliki keterampilan kontrol energi sihir yang sangat baik, kekuatan yang kugunakan untuk berpikir di luar kebiasaan.

Aku memulai pelatihan intensif untuk memanfaatkan penemuan baruku, siap menghadapi tantangan yang akan datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

Aku menciptakan banyak teknologi baru sebagai senjata dengan menggunakan ilmu sihir dan sains. Sekarang aku memiliki kekuatan yang tak dimiliki penyihir lain, mengubah massa menjadi energi yang besar berkali-kali lipat. Aku melatih kekuatan sihir ini selama bertahun-tahun sejak hari pertama masuk ke akademi sihir di Kerajaan Azaroth.

Aku mulai memperhatikan perilaku dan pola pikir para pejabat dan bangsawan di Azaroth dengan lebih cermat. Setelah pengalaman pahitku yang mengerikan dengan Ras Reptilian di dunia sebelumnya, aku memiliki prasangka buruk dan agak paranoid. Meskipun terasa mustahil dan berlebihan, tapi aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan alien juga mungkin telah menyusup ke dalam kehidupan politik dan sosial Azaroth.

Sejak beberapa tahun lalu warna rambut bangsawan Azaroth berubah menjadi kemerahan entah hanya tren atau apa, tapi yang jelas sangat mirip dengan pejabat Bumi di zaman dulu yang ternyata adalah Reptilians. Pupil mata mereka bisa berubah menjadi warna hijau hazel yang tidak normal, padahal sebelumnya mereka tampil di publik dengan pupil mata biru atau coklat.

Ketika tersenyum gigi bawah mereka terlihat runcing. Mereka memiliki kemampuan melihat dan mendengar yang tajam. Dari informasi yang kudapat dari tabib kerajaan, tekanan darah mereka rendah, memiliki bekas luka aneh yang tak bisa dijelaskan, dan yang paling mencurigakan ada seorang pelukis yang berhasil menangkap basah salah satu dari mereka sedang memakan lalat. Tak hanya itu, lidah mereka dapat memanjang layaknya katak.

Belakangan ini, aku juga mendengar desas-desus aneh tentang Pangeran Galen, sepupu Pangeran Peter Azaroth, yang merupakan putra mahkota kerajaan ini.

Saat melakukan kunjungan ke Desa Luminara Elfheim, Pangeran Galen awalnya tampak baik-baik saja. Namun, tiba-tiba wajahnya tampak meleleh, dan pengawal istana segera menutupi wajahnya dari pandangan penduduk desa. Mereka mengelap wajahnya yang penuh keringat. Pangeran Galen mengerang kesakitan.

Pengawalnya segera meminta penduduk untuk tidak melihat atau melukis Pangeran Galen. Beberapa anak kecil yang iseng sempat mengintip. Anak-anak itu berbisik ke orang tuanya, seluruh mata Pangeran Galen berubah menjadi hitam, tubuhnya membesar, dan bersisik seperti kadal. Keadaan menjadi kacau, banyak anak-anak menangis dan berlarian setelah melihat penampakan yang mengerikan itu. Namun orang-orang dewasa tidak mempercayai cerita anak-anak, menganggapnya hanya sebagai khayalan.

Berbeda dengan penduduk Azaroth yang konservatif dan fundamentalis serta hanya mempercayai keberadaan ilmu sihir, kebanyakan bangsawan di Azaroth akhir-akhir ini mulai menunjukkan ketertarikan dengan sains dan luar angkasa. Namun penduduk Azaroth menganggap para bangsawan itu hanya sedang menggilai sesuatu di luar sihir.

Tapi bagiku semua terasa jelas. Bukti-bukti ini terlalu jelas. Bisa jadi mereka adalah bangsa Reptilians!

Baca selanjutnya...