Laboratorium LPPOM MUI Teguhkan Standar Global Halal dan Keamanan Pangan dari San Diego Hingga Bangkok
JAKARTA -- Laboratorium Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) kembali menegaskan peran strategisnya di panggung internasional. Dalam AOAC Southeast Asia (SEA) Annual Conference 2025 yang digelar di The Berkeley Hotel Pratunam, Bangkok, Thailand, pada 28–30 Oktober 2025, Laboratorium LPPOM MUI tampil sebagai salah satu pembicara utama di antara para pakar dari lembaga metrologi, regulator pangan, industri, dan akademisi se-Asia Tenggara.
Association of Official Analytical Chemists (AOAC) merupakan organisasi internasional yang menetapkan metode baku pengujian pangan, obat, dan lingkungan di lebih dari 90 negara.
Dalam kesempatan tersebut, General Manager LPPOM MUI Laboratory, Heryani, memaparkan materi berjudul “Towards Harmonized Halal Testing: A Proposal for AOAC SEA to Establish Dispute Resolution Guidelines for Laboratory Results.” Melalui presentasi ini, LPPOM mengajak para ahli di forum AOAC untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya standarisasi pengujian halal di level regional dan global, mengingat perkembangan teknologi analisis yang semakin pesat dan kompleksitas produk pangan yang terus meningkat.
“Inter-laboratory variability adalah hal yang nyata sehingga dibutuhkan mekanisme ilmiah dan syariah yang selaras untuk memastikan keputusan halal yang adil dan kredibel,” kata Heryani.
Heryani menambahkan bahwa LPPOM mendorong pembentukan Halal Testing Harmonization Working Group di bawah AOAC SEA section sebagai langkah awal menuju harmonisasi standar pengujian halal antar-negara di Asia Tenggara dan dunia.
Topik yang diangkat LPPOM mendapat perhatian khusus karena menjadi bagian dari agenda utama konferensi yang juga membahas isu global seperti PFAS, mikotoksin, pestisida, dan keamanan pangan lintas-batas. Isu-isu ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam menjaga keamanan dan kualitas pangan dunia.
Melalui inisiatif tersebut, LPPOM membawa pengalaman Indonesia sebagai pionir sertifikasi halal di negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Langkah ini sekaligus memperkuat misi AOAC untuk menjamin integritas data laboratorium dan kesetaraan hasil uji antarnegara dalam perdagangan internasional produk halal.
Sebelum tampil di Bangkok, tim Laboratorium LPPOM MUI juga berpartisipasi dalam AOAC International Annual Meeting & Exposition 2025 di San Diego, California, Amerika Serikat. Dalam ajang prestisius tersebut, LPPOM menjadi satu-satunya delegasi dari Indonesia dengan dua presentasi ilmiah terpilih.
Pertama, riset berjudul “Overcoming Matrix Challenges: A Sensitive GC-MS/MS Headspace Method for Ethylene Oxide and 2-Chloroethanol Residues in Multicomponent Spice Seasonings” yang memaparkan metode inovatif untuk mendeteksi residu berbahaya pada bumbu kompleks dengan sensitivitas tinggi.
Kedua, “Custom TaqMan PCR for Indigenous Salmonella Strains: A Rapid, Sensitive, and Robust Alternative to Conventional and Commercial Assays,” yang memperkenalkan pengembangan PCR in-house untuk mendeteksi strain lokal Salmonella secara cepat, akurat, serta efisien dalam biaya dan ketahanan metode di laboratorium.
Kedua makalah tersebut menegaskan posisi Laboratorium LPPOM MUI sebagai laboratorium Indonesia yang berdaya saing global dan berorientasi riset, khususnya dalam bidang keamanan pangan, pengujian halal, dan bioteknologi molekuler. Partisipasi ini menjadi bukti bahwa LPPOM tidak hanya memainkan peran penting di tingkat nasional, tetapi juga diakui di forum ilmiah internasional sebagai lembaga dengan kredibilitas tinggi dan komitmen terhadap inovasi ilmiah.
Kehadiran Laboratorium LPPOM MUI di dua ajang AOAC bertaraf internasional menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif berkontribusi dalam pengembangan metode ilmiah dan tata kelola halal global. Langkah ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat inovasi halal dunia, sekaligus menunjukkan kapasitas lembaga nasional dalam berkolaborasi dengan AOAC.
Sebagaimana disampaikan dalam sesi penutup konferensi, LPPOM menegaskan komitmennya: “Together with AOAC, we are committed to bringing innovation on halal & safety testing for a better life.”
Melalui keikutsertaan aktif dalam forum AOAC, Laboratorium LPPOM MUI bukan hanya memperkenalkan kompetensi ilmuwan Indonesia di kancah global, tetapi juga mendorong sinergi antara ilmu pengetahuan dan syariah sebagai dua pilar utama dalam menjamin kehalalan dan keamanan pangan dunia.
Inisiatif pembentukan Halal Testing Harmonization Working Group yang digagas bersama AOAC SEA menjadi tonggak penting menuju lahirnya Standar Global Pengujian Halal. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kredibilitas laboratorium halal di seluruh dunia serta mendukung arus perdagangan halal yang lebih transparan dan terpercaya.
Dari San Diego ke Bangkok, kiprah Laboratorium LPPOM MUI menggambarkan komitmen kuat Indonesia dalam membawa semangat inovasi, integritas, dan kolaborasi global demi terwujudnya masa depan halal yang ilmiah, inklusif, dan berdaya saing di tingkat dunia.
(***)