Pustaka

Wizards Heaven's Gate: Bab II Threat Signal


Aku mulai mencurigai beberapa pejabat dan bangsawan yang terlalu vokal dalam menentang perubahan atau perlindungan terhadap negara. Pola pikir mereka yang tampak terlalu logis atau terlalu dingin dalam menghadapi ancaman yang seharusnya menimbulkan kepanikan atau keprihatinan kian menimbulkan kecurigaan.

Aku tidak boleh menceritakan kecurigaanku kepada orang lain secara langsung karena tanpa bukti konkret, tuduhan semacam itu bisa merusak reputasiku sendiri. Sebaliknya, aku memilih untuk melakukan penyelidikan diam-diam. Aku menggunakan keahlianku dalam sihir untuk mengamati aura dan energi yang tidak biasa dari individu-individu tertentu.

Selama penyelidikan itu, aku menemukan beberapa kejanggalan. Misalnya, beberapa bangsawan dilaporkan kehilangan kemampuan sihir yang harusnya sudah dimiliki semua penduduk Azaroth sejak lahir, atau perilaku yang tidak konsisten dengan citra publik mereka. Namun, aku menyadari ini tidak cukup menjadi bukti yang meyakinkan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam pencarianku untuk bukti yang lebih kuat, aku merencanakan untuk mendapatkan akses ke informasi rahasia atau melakukan pengawasan lebih intensif terhadap individu-individu yang kucurigai. Aku menyadari tindakanku ini mungkin membawa risiko besar, termasuk kemungkinan aku sendiri bisa menjadi target dari ras alien yang tersembunyi itu.

Dengan hati-hati, aku bertekad untuk mengungkap kebenaran dan melindungi Azaroth dari ancaman yang mengintai, bahkan jika itu berarti menghadapi musuh yang tersembunyi di antara orang-orang yang seharusnya aku percayai.

Aku menyelinap ke dalam istana kerajaan yang ditempati oleh salah satu penguasa tertinggi di Azaroth, Pangeran Galen.

Di tengah kegelapan malam yang menyelimuti Kota Azaroth, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu yang mencurigakan tentang Pangeran Galen yang baru saja kembali dari perjalanan diplomatik ke Republik Frankania.

Mataku tiba-tiba terfokus pada sebuah ruangan tersembunyi yang kutemukan di dalam istana. Di dalamnya, terdapat artefak-arteafk misterius dan buku-buku kuno yang berisi mantra kuat. Tiba-tiba, Pangeran Galen masuk ke dalam ruangan itu. Aku bersembunyi di balik sekat tembus pandang, namun sepertinya upayaku sia-sia.

"Kau tidak seharusnya ada di sini!" teriak Pangeran Galen dengan suara mengancam, sambil mengubah wujudnya menjadi sesosok makhluk bersisik dan mata merah menyala.

Pangeran Galen Azaroth, kakak sepupu dari Pangeran Peter Azaroth yang dikabarkan menghilang setahun silam dan kembali seminggu lalu, pasti tubuhnya telah dicuri oleh Reptilians.

"Dunia ini adalah milik kami sejak proyek portal kuantum dibuat tahun lalu. Kami membutuhkan manusia dari berbagai universe untuk makanan dan objek penelitian kami!" lanjut Pangeran Galen dengan suara menggeram.

Aku terkejut melihat kebenaran di depan mataku. Ras Reptilian telah mengambil alih posisi penting di pemerintahan dan kerajaan untuk mengontrol populasi manusia penyihir dan elf di Azaroth.

Mereka mengendalikan keputusan politik dan sosial untuk kepentingan mereka sendiri, sambil memanfaatkan manusia sebagai sumber energi, sama seperti yang terjadi di Bumi! Mimpi buruk dan pengalaman traumatisku menjadi kenyataan!!!

Dengan hati-hati, aku menyiapkan senjata besi andalanku dan mempersiapkan mantra-mantra sihir untuk mengubah objek menjadi energi fusi. Aku harus menghadapi kekuatan gelap yang telah lama mengintai di dalam bayangan untuk melindungi kedamaian dunia baru ini.

Awalnya, aku mengira akan ada pertarungan besar antara aku dan mahluk mengerikan di depanku ini, tapi ternyata dia malah membiarkanku hidup dan terlihat meremehkanku. Dia mengancam akan melukai orang-orang yang kusayangi jika melawan atau menyebarkan identitas asli Ras Reptilians ke penduduk Azaroth. Aku hanya mengangguk dengan gemetar. Aku merasa tak percaya diri bisa menang melawannya. Aku lari ketakutan...

Aku segera kembali ke menara saat melihat kejadian horor yang mengguncang jiwaku. Saat aku berusaha melupakan itu aku malah bermimpi ayahku sang menteri sihir nantinya tewas akibat infiltrasi bangsa Reptilians yang membunuhnya dan mencuri identitasnya dengan mereplikasi tubuh agar dapat mengendalikan kebijakan di kerajaan. Aku yakin itu bukan sekadar mimpi tapi penglihatan masa depan dan biasanya aku tak bisa mengubah penglihatan masa depan itu.

Sebelum mereka ke Azaroth, dulu di Bumi bangsa Reptilians juga menyamar menjadi manusia dan mencuri identitas berbagai pejabat dan pemimpin dunia yang mereka bunuh untuk mengendalikan politik dan kebijakan di Bumi sebelum mengontrol manusia dan menguasai Bumi. Nereka mempelajari budaya, bahasa, dan pemikiran penduduk yang ingin mereka kontrol.

Aku yakin, banyak bangsawan Kerajaan Azaroth yang asli telah mati sama seperti yang terjadi di Bumi. Infiltrasi alien yang menyamar sebagai berbagai tokoh penting di Bumi ketika banyak politisi hingga presiden yang sudah mati dan posisinya digantikan Ras Reptilians yang menyamar terjadi lagi!

Ras reptilian, mahluk superior dengan tingkat kesadaran kosmik, mampu menyamar menjadi manusia dan meminum darah para bangsawan untuk mengendalikan kebijakan politik kerajaan dengan tujuan menguasai dunia Azaroth.

Aku muak dengan keberadaan kadal-kadal itu, apalagi yang ingin mereka rebut dariku? Mereka sudah mengambil hidupku yang bahagia di kehidupan sebelumnya, kenapa mereka seakan tak puas dan ingin mengusikku di kehidupan kedua? Aku berusaha keras berpikir positif, mungkin saja ini kesempatan yang diberikan oleh tuhan untuk membalaskan dendamku pada mereka.

Episode sebelumnya:

- Wizards Heavens Gate: Prolog

- Wizards Heaven's Gate: Bab I Eternal Recurrence

*) Damar Pratama begitu menggemari kata-kata. Tak heran jika ia begitu senang membaca dan lalu menggoreskan pena. Buku novel pertama Damar berjudul Miggleland Dream dibuat saat ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA Negeri 5 Depok. Kini Mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma Depok ini sedang menyelesaikan proyek pribadi menggarap sejumlah buku fiksi.