News

Pionir Pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah, KLHK Apresiasi Aqua untuk Keempat Kalinya

Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati (tengah), memberikan apresiasi tinggi pada Aqua atas komitmennya dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. (Foto: KLHK)

NEWS -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), memberikan apresiasi tinggi kepada Aqua atas komitmennya dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Apresiasi ini merupakan yang keempat kalinya bagi Aqua, setelah sebelumnya mendapatkan apresiasi yang sama pada tahun 2016, 2017, dan 2020 yang lalu.

Apresiasi diberikan secara langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, bertepatan dengan acara “Talkshow Sustainable Business Menuju Zero Waste Zero Emission”, Senin (7/10/2024) di Jakarta.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah timbulan sampah di tahun 2023 tercatat mencapai 38,6 juta ton, dari 365 kabupaten/kota. Pemerintah Indonesia terus mendorong perubahan paradigma pengelolaan sampah dari metode kumpul-angkut-buang menjadi pengurangan sampah dari sumber dan penerapan prinsip ekonomi sirkular serta tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility/EPR).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Untuk itu, dibutuhkan komitmen kuat, kolaborasi, dan upaya yang terintegrasi dari produsen untuk dapat menerapkan prinsip ekonomi sirkular dalam setiap proses produksinya.

 

Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan bahwa ke depannya pemerintah mengharapkan produsen dapat menerapkan pendekatan full life cycle of plastic mulai dari desain produk, produksi, distribusi, dan pengelolaan sampah pasca konsumsi.

”Penghargaan yang kami berikan hari ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada para produsen yang telah menunjukkan tanggung jawab dan komitmen dalam menjalankan kewajiban pengurangan sampah. Ke depan tentunya penghargaan ini harus didasarkan pada kinerja masing-masing produsen yang terukur, akuntabel, dan terverifikasi. Mari kita jadikan momen ini sebagai milestone untuk bergerak dan bekerja bersama berkolaborasi membangun pengelolaan sampah yang lebih baik,” kata Rosa Vivien seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/10/2024).

Sejalan dengan hal tersebut, Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, mengucapkan terima kasih atas apresiasi tinggi yang telah diberikan oleh pemerintah melalui KLHK atas berbagai inisiatif pengurangan dan pengelolaan sampah yang selama ini telah dikembangkan.

"Kami juga mengapresiasi semakin banyaknya industri tanah air yang berkomitmen untuk mengurangi permasalahan sampah melalui pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah. Sejak 2016, kami telah memperoleh apresiasi KLHK atas komitmen, konsistensi, dan peningkatan capaian kinerja kami dari tahun ke tahun dalam mengelola sampah kemasan. Oleh karena itu, kami bangga karena semakin banyak yang turut bergabung bersama kami untuk berkolaborasi memecahkan permasalahan sampah di tanah air,” jelas Vera.

Menurut Vera, melalui komitmen #BijakBerplastik, Aqua sangat memperhatikan bagaimana daur hidup kemasan, dimulai dari bagaimana kemasan didesain dan diproduksi sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular, edukasi agar konsumen dapat mengkonsumsi secara bijak, dan melakukan pemilahan, hingga bagaimana mengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah untuk mengelola kemasan pasca-konsumsi. "Implementasi ini sejalan dengan pendekatan full life cycle of plastic yang ditargetkan oleh pemerintah,” cetusnya.

Inisiatif #BijakBerplastik telah dilakukan Aqua sejak 2018. Pada tahapan desain produk dan proses produksi, Aqua terus berinovasi untuk menghadirkan kemasan yang lebih berkelanjutan, dengan efisiensi penggunaan plastik baru, penggunaan material daur ulang, dan penerapan konsep guna ulang.

Sejak 1983, Aqua menginisiasi air minum dalam kemasan galon guna ulang dan membangun budaya reuse atau guna ulang di Indonesia. Pada 2018, Aqua meluncurkan botol 100% rPET, Aqua Life, dan melanjutkan inovasi dengan meluncurkan botol kaca guna ulang (returnable glass bottle) untuk melayani segmen industri pariwisata.

Aqua juga meluncurkan Aqua Cube sebagai pilihan yang lebih berkelanjutan untuk kemasan 220 ml yang tanpa menggunakan label plastik tambahan, tanpa sedotan, dan 100 persen dapat di daur ulang. Untuk area Bali, Aqua mengembangkan produk Aqua 600 ml dengan kemasan 100 persen plastik daur ulang dan 100 persen dapat di daur ulang.

Aqua juga terus berinovasi untuk menghadirkan solusi kemasan dengan meminimalisasi penggunaan plastik yang tidak diperlukan misalnya dengan menghilangkan segel plastik di botol Aqua dan menggantinya dengan sistem keamanan produk yang lebih ramah lingkungan dan juga secara bertahap mengurangi berat botol tanpa mempengaruhi kualitas produk.

Hingga saat ini, lebih dari 90 persen kemasan Aqua sudah dapat di daur ulang dan mengandung hingga 25 persen material daur ulang. Desain kemasan yang dipikirkan sejak awal, merupakan salah satu kunci terciptanya ekosistem daur ulang yang baik.

"Untuk itu, kami memikirkan bagaimana produk kami dikemas dengan kemasan yang mudah untuk didaur ulang, seefisien mungkin dalam penggunaan plastik, dan mengurangi penggunaan plastik melalui produk guna ulang,” jelas Vera.

Aqua juga mengembangkan integrasi edukasi pengelolaan sampah ke dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar (SD) melalui kolaborasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkormarves), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikud), Universitas Indonesia (UI), dan juga Yayasan Lentera Anak. Selain itu, Aqua juga meluncurkan Seri Dongeng Edukasi Sampahku Tanggung Jawabku (SAMTAKU) untuk memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolaan sampah sejak usia dini.

Sementara itu, dalam tahapan pengelolaan sampah pasca-konsumsi, Aqua telah mengembangkan dan mendampingi hingga 10 unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU), 10 collection center, 10 Bank Sampah Induk, 19 Collection Center, 3 Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), 24 TPS3R, lebih dari 100 bank sampah unit dengan memberdayakan hingga 433 karyawan fasilitas, dan lebih dari 10.000 pemulung di seluruh Indonesia.

Beragam rangkaian upaya serta kolaborasi Aqua dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular membuat perusahaan berhasil mengumpulkan 22.000 ton sampah plastik setiap tahunnya yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.

“Berbagai inisiatif tersebut, kami lakukan dengan pendekatan yang inklusif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Untuk mendorong industri dapat lebih banyak lagi berkontribusi, diperlukan adanya mekanisme penerapan ERP yang berbasis sistem dan berlaku di semua rantai nilai sehingga tercipta kemerataan yang seimbang bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat,“ kata Vera menandaskan.