Pembelajaran Coding dan AI untuk Siswa SD Tuai Pro-Kontra, Mendikdasmen: Penguasaan Teknologi Penting
JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI melalui Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), menggelar kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema “Pengembangan Pembelajaran Coding dan Kecerdasan Buatan untuk Siswa Sekolah Dasar”. Diskusi ini bertujuan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif terkait dengan coding dan kecerdasan buatan (AI) yang akan dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar (SD) pada tahun pelajaran 2025-2026.
Kegiatan yang berlangsung mulai 29 November sampai 1 Desember 2024 di Jakarta, ini turut dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti; Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat; Staf Khusus Menteri Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Buatan, Muhammad Muchlas Rowi; Staf Khusus Menteri Bidang Manajemen dan Kelembagaan, Didik Suhardi; Sekretaris Ditjen PAUD Dikdasmen, Praptono; beserta para kepala sekolah, guru, serta komunitas pengajaran coding dan kecerdasan buatan.
Fokus utama kegiatan ini adalah untuk memberikan keterampilan abad 21 kepada anak-anak, terutama keterampilan yang mendukung penguasaan teknologi digital yang semakin berkembang pesat. Keberadaan teknologi seperti coding dan AI diharapkan dapat memperkuat keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja digital saat ini.
Dalam sambutannya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan pentingnya pembelajaran coding dan kecerdasan buatan sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global. Menurut dia, dengan perkembangan pesat teknologi digital saat ini, keterampilan seperti coding dan AI akan sangat membantu anak-anak Indonesia untuk menghadapi tantangan zaman.
“Seperti yang kita ketahui, banyak negara maju sudah memulai pengajaran teknologi tinggi seperti coding dan AI sejak dini. Kami juga berencana untuk memperkenalkan pembelajaran ini mulai dari sekolah dasar, dengan rencana menjadikannya sebagai mata pelajaran pilihan pada tahun ajaran 2025-2026,” kata Menteri Mu’ti, Jumat (29/11/2024). “Kami sangat mengapresiasi berbagai masukan terkait hal ini, dan tentu saja, kami ingin mendengar lebih banyak lagi untuk memastikan pembelajaran ini dapat diimplementasikan dengan baik di seluruh Indonesia.”
Lebih lanjut, Menteri Mu’ti, mengatakan bahwa meskipun ada beberapa pro dan kontra terhadap kebijakan ini, kebanyakan respons positif yang diterima berasal dari pihak-pihak yang memahami pentingnya keterampilan digital bagi anak-anak Indonesia. “Meskipun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa literasi dasar lebih penting, kami percaya bahwa penguasaan teknologi justru akan mendukung perkembangan literasi dan numerasi anak-anak kita,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Wamendikdasmen Atip Latipulhayat, yang turut hadir sebagai salah satu pembicara kunci, menekankan pentingnya pemahaman tentang coding dan AI sebagai bagian dari literasi digital. Dalam penyampaiannya, Wamen Atip memberikan refleksi terkait pengajaran teknologi di Indonesia dan membandingkan dengan negara-negara maju yang telah mengintegrasikan pendidikan teknologi seperti coding dan AI sejak lama.
“Seperti halnya pendidikan mengenai teknologi ruang angkasa yang diperkenalkan di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an, kami ingin memastikan generasi muda Indonesia tak tertinggal dalam hal penguasaan teknologi,” kata Atip menjelaskan. “Coding dan AI bukanlah hal menakutkan, justru mereka akan membuka peluang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi. Kami berharap, dengan pengenalan teknologi sejak dini, anak-anak kita akan siap untuk memasuki dunia digital yang semakin kompleks.”
Sementara itu, Sekretaris Ditjen PAUD Dikdasmen, Praptono, dalam laporannya menyampaikan bahwa coding dan AI tidak hanya sekadar alat teknologi, melainkan juga keterampilan penting yang harus dimiliki oleh generasi muda. Menurutnya, keterampilan ini akan membantu anak-anak untuk menjadi individu yang kreatif, inovatif, serta siap menghadapi tantangan global di masa depan, baik dalam hal perubahan iklim, kesehatan, maupun bidang lainnya.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat menggali pandangan dan masukan dari berbagai pihak mengenai urgensi pembelajaran coding dan AI bagi siswa muda. Kami juga berharap dapat merumuskan strategi yang tidak hanya efektif dalam memfasilitasi perkembangan keterampilan digital, tetapi juga menjaga keseimbangan dengan pelajaran dasar lainnya,” jelas Praptono.