Memetakan Kepercayaan, Teknologi, dan Transformasi dalam Ekonomi Digital Indonesia

JAKARTA -- MMA Global Indonesia dengan bangga meluncurkan Brand Safety & MarTech (BSMT) 2025 Annual Industry Report dalam sebuah media gathering yang diadakan di Emtek Hall, Gedung SCTV, Jakarta, Kamis (5/6/2025). Media Gathering Brand Safety & MarTech 2025 Industry Report Release yang menghadirkan para ahli industri di bidang pemasaran, perwakilan media, dan kontributor, menandai momen penting bagi lanskap pemasaran dan periklanan digital di Indonesia.
Laporan Industri BSMT 2025 ini menawarkan panduan penting tentang strategi imperatif pertumbuhan bisnis di ranah pemasaran dan periklanan dalam bentuk yang lebih jelas mengenai pertemuan yang terus berkembang antara pola pikir pertumbuhan, ideasi, kreativitas, teknologi, dan kepercayaan konsumen. Edisi tahun ini sangat krusial bagi para pemasar dan pengiklan pada posisi kepemimpinan karena memberikan akses awal ke berbagai wawasan dan data industri, memungkinkan pengambilan keputusan yang terinformasi sebelum tren pasar berubah di ekosistem yang semakin kompleks dari ekonomi berorientasi digital yang terus berkembang.
Membuka sesi, Country Head & Board of Director Indonesia, MMA Global Indonesia, Shanti Tolani, menyoroti makin mendesaknya organisasi untuk menata ulang strategi seiring digitalisasi Indonesia yang eksponensial dan pertumbuhan bisnis yang berpotensi tinggi.
“Masa depan pemasaran terletak pada kepercayaan dan transformasi. Laporan ini memberdayakan pemasar untuk bertindak secara tegas, dengan inovasi, tanggung jawab, dan pandangan yang jelas tentang jalan di depan,” ujar Shanti Tolani.
Dalam media gathering, pentingnya laporan yang tepat waktu ini semakin dipertegas dengan sejumlah data luar biasa dari berbagai sektor. Temuan utama yang dipresentasikan oleh Research & Partnership Coordinator, MMA Global Indonesia, Fika Novia Rahma Putri, mencakup tren terbaru, prospek, dan wawasan tentang aspek-aspek berikut; Kecerdasan Buatan (AI) diproyeksikan akan memberikan dampak transformatif pada perekonomian Indonesia, dengan proyeksi kontribusi AI hingga USD 366 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030.
Hal ini tercermin pada sebagian besar pimpinan industri (92%) yang mengakui AI sebagai hal penting untuk mempertahankan daya saing. Dalam hal adopsi AI, 43% industri berada pada fase eksplorasi tetapi dengan proporsi yang signifikan (22%) yang merupakan early adopters sementara 10% responden memperluas penggunaan AI. Imperatif strategis ini diperkuat oleh indikator pasar yang menarik: pasar AI Indonesia diproyeksikan berkembang dari USD 2,2 miliar pada 2022 menjadi USD 9,1 miliar pada 2031, merepresentasikan lintasan pertumbuhan yang menakjubkan sebesar 306,4%.
Melengkapi revolusi AI, lanskap pemasaran sosial juga menawarkan peluang yang diperluas, dengan Indonesia yang memiliki lebih dari 143 juta pengguna aktif media sosial—basis pengguna terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu, sebanyak 48,8% masyarakat Indonesia menggunakan media sosial untuk selalu memperbarui diri mengenai topik yang sedang tren.
Demi memanfaatkan jangkauan luas ini, jenama-jenama sukses menerapkan Kerangka “3C” untuk Pemasaran Sosial: Activating Conversations, Connecting Conversations to Commerce, dan Building Community. Memanfaatkan peluang ini membutuhkan perubahan mendasar dalam cara jenama mengelola data. Jenama harus memperlakukan data sebagai aset yang mudah basi, memprioritaskan sistem dibanding penyimpanan, mengakui pentingnya persetujuan (consent), dan fokus pada aktivasi data alih-alih sekadar mengumpulkannya.
Temuan menarik lainnya adalah pasar ritel nasional yang diperkirakan tumbuh sebesar USD 49,9 miliar antara 2025 dan 2029 bersamaan dengan proyeksi kenaikan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ketujuh di dunia berdasarkan PDB (PPP) pada 2025. Di antara faktor lainnya, Over-The-Top (OTT) dan Connected TV (CTV) telah muncul sebagai wadah media yang dominan. Pasar OTT Indonesia diproyeksikan mencapai USD 4,45 miliar pada 2027.
Konsumsi konten CTV tumbuh pesat, didukung proyeksi pertumbuhan tahunan 12,59%6 perangkat smart streaming, menandai pergeseran besar dalam keterlibatan audiens yang mengharuskan jenama memprioritaskan presisi, sensitivitas budaya, dan kecerdasan kontekstual.
Dengan penetrasi internet yang melebihi 77%, lanskap transformasi digital menawarkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya bagi organisasi visioner. Namun, lingkungan digital yang dinamis ini juga menghadirkan tantangan unik, khususnya terkait praktik media yang bertanggung jawab dan keamanan jenama.
Rata-rata risiko jenama di Indonesia berada di angka 8,2%, jauh lebih tinggi daripada rata-rata global 4,4% , menunjukkan risiko yang meningkat bagi jenama yang beroperasi di ranah digital. Hal ini telah memicu pergeseran di mana organisasi secara aktif beraliansi dengan konten tepercaya, mendukung suara yang beragam, dan berpartisipasi secara bermakna dalam percakapan budaya untuk mengubah potensi risiko menjadi peluang pembangunan merek yang otentik.
Brand Safety & MarTech 2025 Report beserta rincian, data, wawasan, dan statistik untuk industry pemasaran dan periklanan Indonesia kini tersedia secara daring.
Seiring skala ekonomi digital yang berkembang, MMA Global Indonesia tetap berkomitmen untuk mengkatalisasi inovasi yang menciptakan nilai nyata bagi jenama, konsumen, dan komunitas bisnis yang lebih luas. Laporan ini merupakan inisiatif krusial dalam arah tersebut karena menyediakan peta jalan definitif bagi pemasar untuk membangun kepercayaan konsumen sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan di era ekonomi berbasis AI.
