News

AI Bisa Jadi Game Changer Daya Saing Logistik Indonesia

Chairperson FIATA Region Asia-Pacific sekaligus Ketua Dewan Pembina ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi. (Foto: Istimewa)

JAKARTA -- Kehadiran Artificial Intelligence (AI) sudah bersifat keniscayaan bagi dunia usaha, tanpa terkecuali sektor logistik dan rantai pasok nasional. Untuk itu, FIATA (International Federation of Freight Forwarders Associations) melihat adopsi dan implementasi penggunaan AI pada sektor logistik rantai pasok wajib didukung dengan kolaborasi bersama antara pemerintah dan pelaku usaha logistik rantai pasok nasional.

Chairperson FIATA Region Asia-Pacific sekaligus Ketua Dewan Pembina Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi, menyebut bahwa saat ini sektor logistik rantai pasok dunia dipertemukan dengan kehadiran AI yang mengakselerasi dan mentransformasi operasional sektor ini.

“Para pelaku usaha sektor logistik kelas global sudah mengintegrasikan penggunaan AI dalam operasi usaha mereka, khususnya menjadikan proses bisnis mereka yang lebih cepat dan efisien. Hal ini menjadi indikasi bahwa peranan AI tidak terhindarkan bagi dunia usaha, dimana para pelaku usaha sektor logistik rantai pasok nasional juga harus mulai dengan serius membangun kapasitas operasionalnya,” kata Yukki dalam siaran persnya, Selasa (23/9/2025).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai informasi, laporan lembaga pemasaran dan riset global Gitnux tahun 2025 ini menemukan bahwa berbagai perusahaan global memanfaatkan AI untuk operasional usaha mereka, termasuk dalam meningkatkan efisiensi waktu dan menekan biaya logistik, demand forecasting dan perencanaan strategi pada data dan tren pasar, manajemen perjalanan dan pemeliharaan armada, hingga otomasi layanan pelanggan. Hal ini bahkan lebih jauh terbukti mendorong daya saing perusahaan yang lebih kompetitif, dengan 60 persen perusahaan yang mengadopsi AI mengaku telah meningkatkan efisiensi operasional jasa pengiriman barang.

Yukki melanjutkan bahwa dengan disrupsi dan tantangan perdagangan global pasca covid, intensitas geopolitik pada rute pelayaran strategis, dan perang tarif, sektor logistik rantai pasok global sangat rentan terhadap ketidakpastian. Dalam konteks inilah AI membantu para pelaku usaha dalam membaca lanskap saat ini demi keputusan bisnis yang lebih akurat.

“AI menjadi keniscayaan dalam membantu pelaku usaha sektor logistik dalam menganalisa situasi rantai pasok global, mengumpulkan data yang akurat terhadap landskap jalur perdagangan yang terdisrupsi, dan mengintegrasikannya dalam operasional kegiatan bisnis yang lebih efisien. Oleh karena itu, perusahaan di Indonesia perlu segera adaptif terhadap AI, termasuk mempersiapkan kapasitas SDM-nya. AI dapat menjadi ‘game changer’ untuk mengakselerasi daya saing sektor logistik rantai pasok nasiona” cetus Yukki .

Senada dengan Yukki, Ekonom INDEF, Ariyo DP Irhamna, menggarisbawahi bahwa peran pemerintah dalam membangun infrastruktur logistik dan digital sangat krusial demi meningkatkan daya saing sektor logistik rantai pasok nasional. “Pembagunan infrastruktur logistik yang terintegrasi memang tetap menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing nasional, namun pemerintah juga perlu melihat kehadiran AI yang memiliki potensi untuk mengakselerasi upaya tersebut.”

Ariyo juga menekankan bahwa jika saat ini pemerintah sedang mempersiapkan Perpres Penguatan Sektor Logistik, maka perlu memperhatikan tidak hanya pada pembangunan infrastruktur logistik yang mampu mengungkit aktivitas ekonomi nantinya, namun juga implementasi AI pada proyek infrastruktur tersebut. “Jika faktor AI diikutsertakan dalam Perpres tersebut, nantinya para pelaku industri juga mulai memberi perhatian untuk mulai dengan serius mengadopsi AI dalam operasional bisnis,” kata dia.

Menurut Ariyo, saat ini merupakan momentum penting adopsi AI di sektor logistik rantai pasok agar terintegrasi pada tatanan perdagangan global pasca perang tarif. "Yang terpenting, akselerasi AI nantinya membantu sektor ini berkontribusi lebih tinggi pada target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden Prabowo,” ujar dia menandaskan. (***)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

email: caricuan.republika@gmail.com