Dua Negara Republik Ini Sudah Ada di Indonesia, Sebelum Republik Indonesia Didirikan

Serba Serbi  

Baik Kesultanan Sambas maupun Mempawah tidak mempersoalkan bagaimana cara para imigran dari Cina itu mengatur diri mereka sendiri, juga tidak menerapkan macam-macam aturan dalam pekerjaan mereka, yakni menambang emas.

Pihak kesultanan hanya meminta masing-masing kongsi itu menyetor 1 kilogram emas tiap bulannya. Memasuki tahun 1770, kongsi-kongsi masyarakat Cina yang jumlahnya telah bertambah menjadi 10 kelompok mulai melakukan aksi pembangkangan.

Mereka menolak menyerahkan 1 kilogram emas per bulan kepada kesultanan, dan hanya bersedia menyetor separuh saja dari kesepakatan sebelumnya (Abang Ishar, Sejarah Kesultanan Melayu Sanggau, 2016:85). Keberanian orang-orang Cina melakukan perlawanan salah satunya disebabkan karena kehidupan ekonomi mereka yang sudah lebih mapan ketimbang rata-rata orang Melayu maupun Dayak.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kaum pendatang ini pada akhirnya benar-benar terlibat peperangan dengan warga lokal dan menewaskan sejumlah pejabat kesultanan dari Suku Dayak. Insiden ini membuat pihak kesultanan habis kesabaran, terutama Sambas.

Pemimpin Sambas saat itu, yakni Sultan Umar Aqamaddin II, kemudian mengirimkan pasukan untuk membasmi aksi pemberontakan tersebut. Terjadi pertempuran dalam skala kecil selama 8 hari sebelum akhirnya kelompok-kelompok imigran Cina tersebut menyerah karena merasa kalah kuat.

Sultan Sambas ternyata tidak menjatuhkan hukuman berat kepada orang-orang Cina yang sebenarnya telah terbukti membangkang itu. Mereka diperbolehkan kembali bekerja di pertambangan seperti biasa namun tetap harus menyetor upeti sebanyak 1 kilogram emas tiap bulannya kepada kesultanan.

Hingga tahun 1776, jumlah kongsi masyarakat Cina yang ada di Kalimantan Barat sudah bertambah menjadi 14 kelompok. Dari 14 kongsi itu, 12 kelompok di antaranya berada di wilayah Kesultanan Sambas dengan pusatnya di Montraduk.

Sedangkan 2 kongsi lainnya ada di wilayah Kesultanan Mempawah dan berpusat di Mandor. Jumlah orang-orang Cina sendiri sudah lebih dari 20 ribu orang pada 1770. Ke-14 kongsi tersebut kemudian membentuk aliansi dalam satu organisasi bernama Hee Soon pada 1777. Tujuannya untuk memperkuat persatuan sekaligus meminimalisasi terjadinya polemik.

(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image