Masyarakat Kini Dipaksa Semakin Hati-Hati dalam Hiruk-Pikuk Dunia Digital

Gaya Hidup  
Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) berkolaborasi dengan Pemkot Denpasar serta Tular Nalar dan Google Indonesia menggelar kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman mengenai literasi digital di Denpasar, Bali, akhir Maret 2024 lalu. (Foto: Kemenkominfo)
Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) berkolaborasi dengan Pemkot Denpasar serta Tular Nalar dan Google Indonesia menggelar kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman mengenai literasi digital di Denpasar, Bali, akhir Maret 2024 lalu. (Foto: Kemenkominfo)

GAYA HIDUP -- Penyebaran informasi yang semakin cepat dan meluas di era perkembangan teknologi saat ini memaksa masyarakat harus semakin waspada dan hati-hati berpartisipasi dalam hiruk pikuk dunia digital. Hal ini akibat banyaknya hoaks dan pihak-pihak tertentu yang berniat buruk dalam menggunakan teknologi digital.

Oleh karena itu, Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Denpasar serta Tular Nalar dan Google Indonesia menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman mengenai literasi digital. Ini demi menciptakan ekosistem digital nasional yang nyaman bagi masyarakat.

“Bapak ibu harus hati-hati dalam menggunakan teknologi, terutama dalam menggunakan media sosial. Salah ketik saja maka akan berdampak ke hal negatif. Dulu kita harus mengendalikan bicara, sekarang kita juga harus mengendalikan jari dalam me-like dan berkomentar di medsos,” ujar Kabid Pengelolaan Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemerintah Kota Denpasar, Cokorda Istri Sri Kristinadewi, saat kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital di Aula Kantor Kepala Desa Sanur Kauh, Kota Denpasar, Bali, Jumat (22/3/2024), seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Kamis (4/4/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih lanjut, Cokorda meminta peserta agar dapat lebih teliti dan tidak buru-buru dalam share informasi yang diterima dan harus perhatikan kembali berita tersebut memiliki nilai kebenaran atau tidak.

Senada dengan Cokorda, Kepala Desa Sanur Kauh, I Made Ada, menyatakan, pemahaman mengenai literasi digital sangat penting untuk dimiliki oleh masyarakat.

“Ada empat pilar yang harus kita terapkan di internet, salah satunya mari kita belajar beretika dalam menggunakan media sosial, sering sekali ada orang bilang mulutmu harimaumu, sekarang muncul istilah baru, yaitu jarimu harimaumu sehingga penting kita menjaga etika di media sosial,” tegas Made.

Kecakapan digital, lanjut Made, juga tidak kalah penting untuk dikuasai. Pasalnya, kurang cakapnya dalam menggunakan teknologi digital bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. “Karena kurang cakapnya kita dalam menggunakan teknologi digital ini kita bisa kesusahan di jalan, contohnya kalau kita pakai Google Maps karena kita kurang cakap kita bisa tersesat sebab tak bisa mengikuti petunjuk dari Google Maps tadi,” jelas dia.

Pilar yang juga dibahas dalam kegiatan kali ini adalah pilar etika dan budaya digital yang disampaikan oleh Chief Advisory Board Universitas Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta, melalui materi mengenai multikulturalisme di dunia digital.

“Dalam penggunaan internet ada namanya netiket atau tatakrama di internet. Salah satu contohnya ketika kita mengetik sesuatu dengan huruf kapital semua, bisa jadi itu menjadi masalah karena kita akan dikira marah,” jelas Krisna.

Krisna juga mengimbau agar peserta harus bisa menjaga privasi orang lain dan tidak menggunakan kata-kata vulgar di internet karena seluruh dunia bisa melihat apa yang diposting. Hal itu disebut jejak digital dan sangat berbahaya.

Saat ini, sambung Krisna, perkembangan teknologi lebih cepat dari literasinya. Adanya judi online sebagai bagian dari perkembangan teknologi digital sangat merugikan masyarakat khususnya bagi anak muda. Hal tersebut menjadi salah satu kekhawatiran Krisna dalam menghadapi perkembangan dunia digital.

“Judi online tolong dihindari, sudah dipastikan bapak ibu tidak mungkin menang, mungkin di awal menang tapi seterusnya akan kalah. Banyak anak muda sekarang melakukan pinjam online untuk judi online. Jadi, kita sebagai orang tua harus tetap mengawasi anak-anak kita supaya tidak terjebak judi online karena kerugiannya sangat besar,” pungkas Krisna.

Turut hadir dalam kegiatan ini Performance Marketing & Financial Advisor Fundamental Codes, Romiza Zildjian, yang menyampaikan materi mengenai keamanan digital pribadi dan kecakapan digital.

Kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital di Kota Denpasar, Bali, merupakan rangkaian kegiatan Program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo RI. Kegiatan ini dihadiri sebanyak kurang lebih 100 peserta yang terdiri kalangan masyarakat umum dan komunitas di Desa Sanur Kauh, Kota Denpasar.

Adapun informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info terkait literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fanpage @literasidigitalkominfo, kanal YouTube Literasi Digital Kominfo, dan website literasidigital.id.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image