Pengaruh Ciri Kepribadian Terhadap Kesenjangan Upah Antara Laki-Laki dan Perempuan

Kolom  

Menurut perkiraan dari Pew Research Center, perempuan rata-rata memperoleh 82 persen dari gaji laki-laki untuk pekerjaan yang sebanding. Kesenjangan gaji antara pendapatan laki-laki dan perempuan ini memang nyata. Apa penyebabnya?

Salah satu pandangan yang umum adalah bahwa laki-laki cenderung mendapat bayaran lebih tinggi karena mereka lebih sering mempromosikan diri dan bernegosiasi untuk gaji yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Gagasan bahwa perempuan, dibandingkan laki-laki, kurang asertif dan tidak membela diri mereka sendiri ini diangkat dalam buku populer yang ditulis oleh mantan COO Facebook, Sheryl Sandberg (2013), serta dalam buku Women Don't Ask: Negotiation and the Gender Divide (Babcock dan Laschever, 2003). Namun, serangkaian penelitian baru yang diterbitkan dalam Academy of Management Discoveries (Kray, Kennedy, dan Lee, 2023) menunjukkan bahwa stereotip yang menyatakan perempuan tidak asertif dan tidak menegosiasikan gaji mereka adalah salah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ronald E. Riggio Ph.D, dalam artikelnya di Psychology Today mengungkapkan mungkin ada beberapa alasan lain. Umumnya, perempuan memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap tugas-tugas rumah tangga dan lebih cenderung mengambil waktu dari karier mereka untuk memiliki dan membesarkan anak dibandingkan laki-laki.

Ada pula bukti bahwa perempuan mungkin memilih jalur karier yang kurang menguntungkan di sektor-sektor yang cenderung memberikan gaji lebih rendah, seperti pendidikan dan layanan kesehatan. Namun, hasil penelitian baru ini, bersama dengan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa diskriminasi dan bias terhadap perempuan di dunia kerja adalah alasan utamanya.

RIggio membahas stereotip gender dalam kepemimpinan dan dampaknya terhadap kesenjangan upah. Berikut poin-poin utama dari tulisan tersebut:

1. Stereotip Kepemimpinan

Dalam posisi kepemimpinan, ada kecenderungan untuk melihat pemimpin prototipikal sebagai laki-laki yang memiliki kualitas maskulin seperti ketegasan, daya saing, dan dominasi. Sebaliknya, perempuan dianggap lebih komunal dengan sifat-sifat seperti suka membantu, mengasuh, dan baik hati.

2. Preferensi Terhadap Kualitas Agen

Dalam memilih pemimpin, ada preferensi terhadap kualitas agen (maskulin) seperti kekuatan dan ketegasan. Di banyak organisasi, pemimpin yang kuat lebih diutamakan.

3. Keyakinan yang Salah

Salah satu alasan psikologis yang menjelaskan diskriminasi gender dalam pekerjaan adalah kecenderungan untuk menyalahkan korban. Banyak pengusaha mungkin berpegang pada keyakinan yang salah bahwa perempuan tidak bernegosiasi atau membela diri mereka sendiri bahwa mereka akan mundur dari karier untuk membesarkan anak, atau bahwa mereka kurang kompetitif dibandingkan laki-laki.

4. Kesenjangan Upah Gender

Penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan upah berdasarkan gender bukan disebabkan oleh kurangnya upaya perempuan dalam memperjuangkan hak mereka, melainkan karena adanya diskriminasi dan stereotip yang melekat dalam pikiran para pengusaha.

Intinya, tulisan ini menyoroti bahwa diskriminasi gender dan stereotip negatif terhadap perempuan dalam kepemimpinan dan dunia kerja adalah penyebab utama kesenjangan upah, bukan karena kurangnya kemampuan atau usaha dari perempuan itu sendiri.

Dalam rangkaian penelitian para ahli, perempuan dan laki-laki dari masyarakat umum serta lulusan dengan gelar sarjana ditanyai seberapa besar mereka mencoba menegosiasikan gaji awal yang lebih tinggi dan seberapa sering meminta kenaikan gaji dan promosi di kemudian hari dalam karier mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan sebenarnya lebih banyak terlibat dalam negosiasi dibandingkan laki-laki. Namun, analisis terhadap gaji dan lintasan karier dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa perempuan dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki (kesenjangan upah berdasarkan gender) dan lebih cenderung ditolak untuk kenaikan gaji dan promosi.

Selain itu, ketika masyarakat ditanya apakah mereka yakin bahwa sebagian dari kesenjangan gender dalam upah disebabkan oleh perempuan yang tidak bernegosiasi, sejumlah besar laki-laki dan perempuan percaya bahwa hal tersebut benar, meskipun hasil penelitian membantah stereotip tersebut. Menariknya, laki-laki lebih cenderung percaya bahwa kurangnya negosiasi oleh perempuan menyebabkan kesenjangan upah dibandingkan perempuan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image