News

Sejumlah Pakar Pangan dan Kimia Universitas Ternama Pertanyakan Pelabelan BPA Galon Polikarbonat

Air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat (PC)/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
Air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat (PC)/ilustrasi. (Foto: Pixabay)

NEWS -- Sejumlah dosen ahli pangan dan kimia dari perguruan tinggi ternama di Indonesia menyatakan bahwa air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat (PC) masih aman untuk dikonsumsi masyarakat. Hal senada juga disampaikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hardinsyah MS mengatakan, BPA yang ada pada bahan galon PC itu tidak akan berbahaya jika tidak melebihi batas migrasi yang telah ditetapkan BPOM.

“Dan kalau dilihat historinya, tidak ada migrasi BPA pada galon PC itu yang melebihi batasan BPOM selama ini,” ujarnya pada Selasa (23/7/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Hardinsyah, terkait pelabelan, fungsinya hanya untuk mendidik konsumen dan produsen agar memperlakukan semua kemasan pangan itu, tidak hanya pada galon PC saja, dengan baik sesuai aturan. “Itu sama saja seperti kandungan gula garam, lemak yang tertera pada label pangan. Jadi, itu memberikan edukasi saja dan semua jenis kemasan pangan seharusnya diberi label,” jelas Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB ini.

Tapi, lanjut Hardinsyah, itu juga harus dilakukan dengan kajian yang kuat. “Jadi sebenarnya lagi-lagi edukasi. Nah, ini pentingnya mengedukasi masyarakat lebih detail dan jangan justru ditakut-takuti,” ucapnya.

Hardinsyah mengkhawatirkan kajian yang dilakukan terhadap galon PC selama ini hanya pada sebatas kemasan tertentu saja. “Yang sebenarnya, kajian itu harus dilakukan secara menyeluruh. Tidak bisa kajian di sebagian tempat saja membuat kesimpulan bahwa itu representatif dari seluruh kemasan itu,” tukasnya.

Dosen dan Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Dr Nugraha E Suyatma, STP, DEA, juga menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap pihak-pihak yang mengatakan air minum kemasan galon PC itu berbahaya untuk kesehatan. Menurutnya, galon-galon itu sebelum diedarkan sudah diuji terlebih dulu residu BPA-nya berapa. Migrasinya juga sudah dites dulu oleh pabriknya dan sudah memiliki standar keamanan pangan. “Jadi, air galon berbahan polikarbonat itu relatif aman untuk digunakan,” jelasnya.

Nugraha mengutarakan, dari dulu dirinya tidak sepakat dengan adanya pelabelan BPA pada galon PC ini. “Ini, untuk yang pelabelan, saya sebenarnya dari dulu juga tidak sepakat karena agak kurang fair. Karena, plastik itu kan sebenarnya hampir semuanya ada bahayanya,” katanya.

Nugraha menambahkan, lebih setuju jika BPOM lebih meningkatkan pengawasan di pre-marketnya saja ketimbang membuat pelabelan. Sebab, dalam peraturan BPOM, batas migrasi zat-zat kimia berbahaya dalam kemasan pangan itu sudah diatur. “Itu artinya, pengawasan terhadap pre-market itu yang harus diperkuat,” ucapnya.

Jadi, menurut Nugraha, kata kuncinya adalah di level batasan migrasinya itu. Kalau masih di bawah batasan maksimal migrasinya, itu artinya masih aman digunakan. Tapi, kalau batasan migrasinya di atas, itu tidak boleh dipakai. “Intinya, yang mesti dikedepankan itu adalah pengawasan pre-market,” tegas dia.

Baca selanjutnya...