News

Muslimat NU Sambut Mendikdasmen Abdul Mu'ti dengan Sholawat Badar, Dukung Program Wajib Belajar 13 Tahun

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti (tengah), disambut sholawat badar saat menghadiri di Kongres XVIII Muslimat Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2025). (Foto: BKH Setjen Kemendikdasmen)

SURABAYA -- Hadir sebagai narasumber, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti, disambut sholawat badar pada saat tiba di Kongres XVIII Muslimat Nahdatul Ulama (NU). Pada kesempatan itu, Mendikdasmen Mu'ti memaparkan sejumlah program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan mengajak Muslimat NU untuk berpartisipasi menyukseskan program-program tersebut.

“Suatu kehormatan bagi saya dapat hadir di sini dan mengapresiasi peran Muslimat NU yang luar biasa dalam membangun generasi Indonesia yang hebat, generasi Indonesia yang kuat. Karena itu kami sangat berharap agar ibu-ibu Muslimat NU dapat bersama-sama dengan kami memenuhi amanat konstitusi serta memenuhi tugas agar kita ini bisa menjadi orang tua untuk peserta didik, menjadi komunitas yang melahirkan anak-anak Indonesia yang hebat, dan menyambut generasi emas Indonesia tahun 2045,” ujar Mendikdasmen Mu’ti saat menghadiri Kongres XVIII Muslimat NU di Gedung Asrama Haji, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2025).

Menteri Mu’ti menyampaikan sejumlah program prioritas yang di antaranya adalah program Wajib Belajar 13 tahun dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Terkait Wajib Belajar 3 Tahun, Menteri Mu'ti yang juga Sekum PP Muhammadiyah itu menilai bahwa masa emas pertumbuhan anak adalah saat berada di jenjang TK hingga kelas tiga atau empat SD. Untuk itu, Kemendikdasmen juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk membangun satu desa satu PAUD.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Selain itu, untuk Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan sebuah pembiasaan yang nantinya kebiasaan itu akan membentuk kepribadian anak, dan kepribadian itu akan berpengaruh besar dalam membangun karakter dan peradaban bangsa. Dari kedua program tersebut saya pikir perlu dukungan dari Muslimat NU karena merupakan bagian dari upaya kita untuk melakukan gerakan bersama yang saya sebut dengan partisipasi semesta dalam membangun karakter anak,” cetus Menteri Mu’ti.

Selanjutnya, Menteri Mu’ti menilai bahwa 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan upaya dalam menguatkan kesehatan mental untuk peserta didik. Mulai dari nilai spiritual, asupan makan bergizi, hingga waktu tidur yang cukup diharapkan menjadikan anak-anak Indonesia menjadi generasi yang sehat fisik, sehat mental, siap dan bergembira belajar di sekolah.

“Dalam upaya membuat suasana sekolah yang menyenangkan, kami di Kemendikdasmen juga sedang merancang pelaksanaan senam otak yang nanti dilakukan setelah peserta didik mendapatkan Makan Bergizi Gratis (MBG). Senam otak ini merupakan gerakan rileks penyegaran otak yang kurang lebih enam atau tujuh model gerakan,” jelas Menteri Mu'ti.

Mengakhiri sambutannya, Menteri Mu’ti mengajak Muslimat NU dapat bersinergi dengan Kemendikdasmen untuk bersama-sama menyukseskan program-program Kemendikdasmen. Ia berharap bahwa layanan pendidikan yang berbasis gerakan-gerakan Islam dapat menjadi institusi yang mendukung terciptanya generasi yang berintelektual dan bermoral tinggi.

Pada acara ini juga telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Kemendikdasmen dengan Pimpinan Pusat Muslimat NU.

Nota kesepahaman ini merupakan kesepakatan untuk bekerja sama dalam mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua dengan ruang lingkup antara lain, penguatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini; penguatan penyelenggaraaan Wajib Belajar 13 Tahun, dan penguatan pendidikan karakter melalui 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan langsung Mendikdasmen Abdul Mu’ti dan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.

(rilis)

Berita Terkait

Image

Mendikdasmen Tegaskan Gaji dan Tunjangan Guru tak Terpengaruh Efisiensi Pemerintah

Image

Mendikdasmen Tegaskan Gaji dan Tunjangan Guru tak Terpengaruh Efisiensi Pemerintah

Image

Kemendikdasmen Komitmen Tingkatkan Kemahiran Guru Bahasa Inggris di Indonesia