Bisnis

Bulan Fintech Nasional 2025 Resmi Dibuka, AFTECH: Kolaborasi Wujudkan Fintech Enabler Pertumbuhan Ekonomi Riil dan Inklusi Keuangan

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) didukung oleh Bank Indonesia dan OJK pada Selasa (11/11/2025) secara resmi membuka rangkaian Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 digelar di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta. (Foto: Istimewa)

JAKARTA -- Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), asosiasi payung industri fintech nasional dan penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) yang ditunjuk resmi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), didukung oleh Bank Indonesia (BI) dan OJK, pada Selasa (11/11/2025) ini secara resmi membuka rangkaian Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025. Acara ini digelar di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta.

Mengusung tema “Kolaborasi Tanpa Batas: Transformasi Fintech dalam Mewujudkan Ekonomi yang Inklusif,” BFN 2025 menjadi gerakan lintas sektor yang mempertemukan regulator, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui kolaborasi ini, BFN diharapkan memperkuat inklusi keuangan digital, menegaskan peran fintech sebagai enabler pertumbuhan ekonomi riil, sekaligus menjawab tantangan perekonomian nasional melalui inovasi yang berintegritas, berdampak, dan berpihak pada masyarakat luas.

Menurut Laporan Annual Members Survey (AMS) 2024–2025, adopsi fintech di Indonesia terus meningkat pesat, namun masih dihadapkan pada tantangan literasi dan kepercayaan publik. Sekitar 70–80 persen pengguna fintech masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, dengan mayoritas berasal dari kelompok berpendapatan menengah (Rp 5–10 juta per bulan), sementara masyarakat berpenghasilan rendah (Rp 0–5 juta) dan wilayah non-Jawa masih tertinggal dalam akses layanan keuangan digital.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa peluncuran BFN 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum nyata bagi Indonesia untuk memperkuat kedaulatan digital dan menjadikan fintech sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

“Di sektor fintech, Indonesia harus memimpin, bukan mengikuti. Melalui kampanye nasional #FintechAmanTerpercaya sepanjang BFN 2025, kami berkomitmen membangun layanan keuangan digital yang tumbuh karena dipercaya, bukan hanya karena populer. Tanpa kepercayaan, fintech hanya teknologi. Dengan kepercayaan, fintech menjadi kekuatan bangsa,” ujar Pandu.

Pandu menambahkan bahwa arah besar BFN tahun ini melanjutkan semangat FEKDI dan IFSE 2025, serta sejalan dengan visi Asta Cita pemerintah untuk memastikan inovasi fintech memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas. “BFN menekankan eksekusi agar inovasi benar-benar menyentuh sektor riil dan UMKM. Sejalan dengan Asta Cita, BFN mendorong transformasi ekonomi digital, peningkatan produktivitas, perluasan inklusi keuangan, serta penguatan talenta digital Indonesia,” jelasnya.

Ketua Dewan Pengawas AFTECH Arsjad Rasjid menegaskan bahwa fintech telah menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi Indonesia. Sejalan dengan Bali Fintech Agenda 2018, fintech berperan sebagai jembatan antara inovasi digital dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Menurut Arsjad, salah satu contoh nyata dari peran ini adalah kolaborasi antara AFTECH dan International Labour Organization (ILO), yang didukung oleh OJK, melalui program ILO Promise II Impact. Program ini mengintegrasikan data Enterprise Resource Planning (ERP) koperasi sapi perah di Jawa Timur dengan solusi fintech, guna meningkatkan profil kredit dan mempermudah akses pembiayaan modal kerja bagi peternak kecil.

Arsjad menilai, inisiatif ini menunjukkan arah positif bagaimana teknologi keuangan dapat memperluas inklusi finansial dan memperkuat ekosistem agrikultur.

“Untuk memperkuat semua inisiatif ini, AFTECH bersama Bank Indonesia, OJK, dan Bappenas mengembangkan platform kolaboratif bernama Digital × Real Sector Launchpad. Melalui platform ini, pelaku fintech dan sektor riil dipertemukan untuk menciptakan solusi pembiayaan produktif, asuransi, dan perencanaan keuangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha,” cetus Arsjad.

Di sisi lain, Ketua Dewan Etik AFTECH, Harun Reksodiputro, menambahkan bahwa pertumbuhan fintech harus diimbangi dengan penguatan tata kelola dan etika industri. Ia menyampaikan bahwa AFTECH tengah mengintegrasikan Kode Etik Fintech Nasional yang menjadi pedoman bagi seluruh pelaku industri dalam menjaga keamanan, transparansi, dan tanggung jawab kepada masyarakat. “Kepercayaan publik adalah modal utama. Tanpa etika dan kepatuhan, pertumbuhan fintech tidak akan berkelanjutan,” tegas dia.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, turut menyampaikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan BFN 2025. Menurutnya, tema tahun ini sangat relevan dengan kondisi perekonomian saat ini, di mana digitalisasi telah menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Filianingsih menekankan, di tengah percepatan inovasi teknologi keuangan dan perubahan perilaku masyarakat menuju transaksi digital, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama.

“Hanya melalui sinergi antara regulator, industri, dan masyarakat, transformasi digital dapat berlangsung secara inklusif, berintegritas, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Fintech kini bukan hanya inovasi, melainkan instrumen nyata untuk memperluas akses keuangan, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat daya tahan ekonomi nasional,” kata Filianingsih.

Sementara itu, Deputi Komisioner Hubungan Internasional, APU-PPT, dan Daerah, OJK, Bambang Mukti Riyadi menilai penyelenggaraan BFN Tahun 2025 ini menjadi wujud nyata sinergi nasional dan membuka peluang kerjasama internasional, dalam rangka mempercepat transformasi ekonomi dan keuangan digital. Kolaborasi menjadi kunci untuk mendorong digitalisasi yang inklusif, efisien, dan sejalan dengan Asta Cita menuju Indonesia Maju.

“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperkuat koordinasi, menghadirkan inovasi yang bertanggung jawab, dan memastikan transformasi digital ini benar-benar menghadirkan kemajuan yang inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutup Bambang.

Sepanjang periode 11 November – 12 Desember 2025, BFN menghadirkan serangkaian program di antaranya program insentif atau promosi seperti cashback, discount, referral code, dll dari berbagai perusahaan fintech. Selain itu terdapat berbagai kegiatan di kampus, komunitas, media, dan ruang publik melalui program edukasi dan literasi, seminar, business matching, investor meet-up, virtual job fair, serta puncaknya terdapat conference & expo di BFN Fest pada 10 - 11 Desember 2025 di The Kasablanka Hall, Jakarta.

Kegiatan ini menargetkan 10 juta penerima manfaat, menghadirkan lebih dari 240 pembicara, dan melibatkan lebih dari 100 perusahaan fintech dari berbagai subsektor. Masyarakat dapat mengakses informasi detail terkait BFN pada website www.bulanfintechnasional.com dan mobile App Bulan Fintech Nasional yang hadir di App Store dan Google Play.

Adapun Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) didirikan pada 2016 sebagai wadah bagi penyelenggara fintech untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam memperkuat daya saing industri keuangan digital nasional. Secara resmi ditunjuk oleh OJK sebagai Asosiasi Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) pada 19 Juli 2019. AFTECH berperan sebagai asosiasi payung bagi pelaku usaha dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Indonesia.

Dengan visi mewujudkan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif, inovatif, dan berintegritas, AFTECH terus mendorong regulasi yang kondusif, tata kelola industri yang baik, mempercepat literasi keuangan digital, memperkuat perlindungan konsumen, serta memperkuat sinergi sektor keuangan dan riil dalam rangka mendukung peritubular ekonomi tinggi. Melalui 16 program kerja prioritas 2025-2029, AFTECH berkomitmen menjadikan ekosistem ekonomi dan keuangan digital sebagai enabler yang efisien dan efektif dalam meningkatkan produktivitas industry nasional menuju Indonesia Emas 2045.

(***)

Berita Terkait

Image

Tata Kelola Keamanan Ekonomi dan Keuangan Digital Jadi Kunci Jaga Kepercayaan Publik

Image

Tata Kelola Keamanan Ekonomi dan Keuangan Digital Jadi Kunci Jaga Kepercayaan Publik

Image

Dorong Penguatan Implementasi Perlindungan Data Pribadi, Sistem Pengecekan Kepatuhan Online (RCS) Disosialisasikan