Bisnis

Yudhit Anugrah, Kesuksesan Kaizen Coffee, dan Sosok yang Pantang Menyerah

Owner Kaizen Coffee, Yudhit Anugrah. (foto: istimewa)
Owner Kaizen Coffee, Yudhit Anugrah. (foto: istimewa)

Ketika pandemi Covid-19 tengah melanda dunia, termasuk Indonesia, banyak dunia usaha yang gulung tikar. Tak sedikit yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya sebagai upaya mempertahankan usahanya.

Tiba-tiba saja di saat dunia usaha sedang tidak baik-baik saja, berdiri Kaizen Coffee pada Agustus 2020. Padahal, saat itu masih tinggi-tingginya kasus Covid-19 dan pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan (PPKM).

Jika dipikir-pikir, sepertinya tidak ada yang berani membuka usaha dengan kondisi tidak menentu seperti itu. Terlebih bisnis Food & Baverage (F&B) adalah salah satu sektor usaha yang bisa dibilang paling terdampak akibat Covid-19.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Adalah Yudhit Anugrah, sosok "pemberani" itu. Ia yang menjadi ujung tombak kesuksesan Kaizen Coffee. Anak muda kelahiran 18 Mei 1994. Belum 30 tahun.

Sarjana hukum lulusan Universitas Islam Jakarta tahun 2017 ini bermodalkan nekad membangun usaha di bidang F&B.

Sebelum terjun di usaha F&B, Yudhit sempat menjadi pegawai kantoran di bidang legal. Namun, ia tidak betah karena merasa passionnya di usaha F&B. Terlebih ketika kuliah, ia sempat membuka usaha kafe. Ia merasa lebih nyaman menjadi entrepreneur.

Bersama dua kawannya, teman di masa SMP dan SMA, tercetuslah untuk mendirikan coffeeshop, bernama Kaizen, di sekitaran Kemayoran, Jakarta Pusat.

Kata Kaizen sendiri berasal dari bahasa Jepang. Kai artinya perbaikan, dan Zen artinya bagus. Kata yang bisa diartikan sebagai perbaikan yang bagus terus-menerus.

"Saat itu, modal saya nekad aja. Kebetulan teman saya, coffee master, dan memutuskan berhenti dari tempatnya bekerja untuk membangun Kaizen bersama-sama," kata Yudhit di Kaizen Heritage, Jalan Jenderal Letjen Soeprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang baru buka pada Maret 2023.

Yudhit tidak menampik situasi saat itu memang tidak kondusif untuk berbisnis. Terlebih bagi bisnis kafe yang terkena larangan untuk menyediakan layanan dine in atau makan di tempat. Aturan ini untuk mengurangi dampak penyebaran corona virus yang saat itu sedang tinggi-tingginya.

"Adanya pembatasan kegiatan dan larangan makan di tempat jelas mengurangi omzet. Tapi Alhamdulillah Kaizen tetap mampu bertahan karena pesanan secara online cukup ramai. Rata-rata mencatatkan sekitar lebih dari seratus transaksi setiap harinya," tutur bungsu dari tiga bersaudara ini.

Melihat Kaizen mengalami perkembangan yang cukup baik sebagaimana makna filosofi Kaizen, Yudhit pun membuka cabang di Matraman, Jakarta Timur, pada 17 Agustus 2022. Lalu di Sumur Batu, Jakarta Pusat, yang sayangnya harus tutup karena tidak ada lahan parkir yang memadai.

Coffee shop satu ini hadir dengan menawarkan bangunan kafé berkonsep kekinian. Desain yang cantik dan estetik. Kaizen Coffee ini juga berada di lahan yang cukup luas, nyaman dengan fasilitas pendukung yang terbilang sudah sangat memadai.

Tak mengherankan, jika Kaizen Coffee cocok dijadikan pilihan tempat nongkrong asyik bagi semua kalangan masyarakat, khususnya kawula muda yang suka nongkrong bersama teman-teman. Dengan suasana kafé yang nyaman, dijamin semua orang akan betah dan enggan beranjak.

Tahun 2023 menjadi titik bangkit bagi Yudhit setelah pandemi Covid-19 berlalu. Ia pun menargetkan dalam setahun bisa membuka 4 hingga 5 cabang. Ia menyakini mampu memenuhi target tersebut.

Terlebih berdasarkan pengalaman sebelumnya, proses pembuatan coffee shop tidak lama. Hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan hingga 2 bulan. Karena itu, dalam waktu dekat, Yudhit akan membuka cabang di Duren Sawit, Jakarta Timur.

"Luasnya sekitar 2.000 meter persegi, tiga kali lebih luas dari Kaizen Heritage. Seperti makna dari Kaizen, berubah ke arah yang lebih baik, maka setiap cabang harus lebih luas dibanding sebelumnya," kata Yudhit yang hobby main futsal dan travelling ini.