Ponpes As Saidiyyah 2 Bahrul Ulum Jombang, Pondok Anti-Bullying dan Ramah Anak

News  
Pondok Pesantren As Sa’idiyyah 2, Bahrul Ulum (BU) Jombang, Jawa Timur.
Pondok Pesantren As Sa’idiyyah 2, Bahrul Ulum (BU) Jombang, Jawa Timur.

NEWS -- Pondok pesantren (ponpes) merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan yang banyak berdiri di Indonesia. Beragam ponpes bertebaran di Bumi Nusantara, baik yang khalaf (modern), salaf, serta konvergensi salaf dan modern atau semimodern. Salah satunya adalah Pondok Pesantren As Sa’idiyyah 2, Bahrul Ulum (BU), di Jalan Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah, Nomor 24-14, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, yang diasuh Abah KH Achmad Hasan dan Nyai Hj Umdatul Choirot.

As Sa’idiyyah 2 adalah bagian dari Pondok Bahrul Ulum yang merupakan pondok mandiri yang berkarakter kuat. Jika hanya melihat fisik bangunannya, pondok ini memang pondok biasa karena tidak seluas pondok lain semisal Tebu ireng, Lirboyo, Bumishalawat, Langitan, Sidogiri, dan sebagainya. Tapi kalau soal makna, hakikat, dan kedalaman program pengajaran dan kenyamanan para santrinya, pondok ini bisa jadi acuan atau pilihan yang tepat. Anak anak akan merasa aman dan nyaman mondok di sini. Nyaris tak ada kabar miring dari pondok ini.

Pondok As Sa’idiyyah 2 BU didirikan pada 2004. Dari tahun ke tahun pondok ini semakin banyak santrinya. Dari awalnya cuma puluhan; kini ratusan santri mendaftar disini tiap tahunnya. Kenapa bisa seperti itu? Bisa jadi hal itu lantaran pengembangan dan pengaplikasian konsef Pondok yang Ramah Anak. No Bullying!

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada akhirnya Pondok As Sa’idiyyah 2 BU memang semakin berkembang dengan program-program yang relevan sesuai kebutuhan anak-anak dan zaman. Tapi tentu saja dengan perjalanan yang sangat terjal dan berliku. Dan itu sudah pasti sangat membutuhkan waktu, biaya, pikiran, dan berbagai macam hal untuk mendukung tercapainya pesantren ramah anak yang mumpuni.

Pendiri, pendidik, dan pengasuh Ponpes As Sai’diyyah 2, Dra Hj Umdatul Choirot yang akrab dipanggil Bu Nyai Umda mengharapkan pondok menjadi semakin baik, semakin unggul, semakin ramai, semakin bersih, dan yang sangat penting adalah semakin ramah anak.

"Anak-anak harus bisa merasakan bahwa pesantrennya sangat nyaman untuk belajar, nyaman beraktivitas, nyaman bertadarus, nyaman bershalawat, nyaman sekolah, nyaman bersamaan, nyaman beristirahat dan nyaman bersilaturahim. Dengan begitu anak-anak santri pun bisa belajar dengan happy dan tidak ada ketegangan sama sekali. Tidak ada tekanan-tekanan dan gangguan yang bersifat fisik maupun non fisik. Nyaman dan tenang," ujar Bu Nyai Umda dalam keterangannya pada Senin (18/3/2024).

Tentu saja, lanjut Bu Nyai Umda, untuk menggapai semua kesempurnaan itu masih diperlukan perjuangan panjang. "Saat ini memang masih banyak kekurangan-kekurangan yang terus dilengkapi dari disempurnakan."

Sebagai catatan penting, visi dari Ponpes As Sa-idiyyah 2 BU adalah beraqidah aswaja, berwawasan global, berkarakter ramah anak dan anti bullying. Sedangkan misinya mendidik santri mampu membaca kitab kuning, mampu berbahasa asing (Arab dan Ingris), dan berakhlaqul karimah.

Ini didukung gedung pondok yang cukup representatif, fasilitas mushala pondok yang bersih dan nyaman, perpustakaan dengan perangkat komputer dan internet untuk menyelesaikan tugas, kamar tidur yang bersih, lemari dan ranjang tidur, blower pendingin kamar, dan ruang loundry untuk santri yang dikerjakan tenaga profesional.

Tidak sebagaimana pondok-pondok yang banyak bertebaran, Ponpes As Saidiyyah 2 ini menyematkan tagline yang bikin adem dan nyaman para orang tua, yakni ”Pondok Anti Bullying dan Ramah Anak."

Lalu apa sejatinya maksut Tagline ”Pondok Anti bulying dan ramah anak itu? Bu Nyai Umda, menegaskan, pihaknya mendidik dengan hati dan pikiran yang sehat. Sedangkan para santri bergaul dengan sesama santri yang terajut dengan ramah serta tidak saling menyakiti secara fisik maupun non fisik.

"Semua yang ada di sini sifatnya mendidik dan berproses menuju kesadaran pribadi agar kelak berkarkter humanis serta mampu menjaga diri dan orang lain,” jelas Bu Nyai Umda yang juga dosen senior Universitas Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang ini.

Disadari atau tidak, karakter ini seolah mengaplikasikan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yakni penyadaran untuk menjamin seorang anak agar kehidupannya bisa berjalan dengan normal, maka negara telah memberikan payung hukum.

Alumni IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Fak Syari’ah,Tafsir Hadits ini mengurainya lagi, di ponpesnya para santri tidak boleh mengganggu ketenangan orang lain, menyakiti fisik dan nonfisik, mencela, mengambil atau merusak milik orang lain. "Bahkan para santri tidak boleh pegang atau mencolek anggota badan orang lain. Juga tidak boleh memberi julukan yang tidak pantas pada orang lain,” tegas Dosen Ilmu Al Qur’an, Unwaha, Tambakberas, Jombang.

Baca selanjutnya...

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image