Sudahkah Pengidap Gangguan Mental dan Anak Neurodivergent Merdeka di Negeri Ini?

Kolom  

Akses terhadap layanan kesehatan mental juga masih menjadi kendala besar di berbagai wilayah di Indonesia. Di banyak daerah di Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil, layanan kesehatan mental sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali.

Selain masalah tersedianya tenaga psikolog dan psikiater, banyak sekali kasus bullying dan tekanan sosial dari guru maupun teman sebaya kepada anak anak neurodevergent. Susunan neurologis mereka yang berbeda dan kecendurungan untuk hidup di dunia mereka sendiri yang penuh kreativitas membuatnya kesulitan memahami petunjuk sosial dan tunduk pada otoritas pendidikan.

Anak-anak neurodivergent dan orang-orang dengan masalah gangguan mental juga seringkali dipandang sebelah mata dan masih kesulitan mendapatkan pekerjaan di negara ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Padahal orang orang dengan masalah gangguan mental atau anak-anak neurodivergent memiliki potensi untuk mengubah dunia. Van Gogh yang mengalami gangguan mental skizofrenia, karya seni lukisnya memberikan sentuhan ajaib pada jiwa manusia, membuatnya menjadi seniman paling berpengaruh di dunia.

Selain itu anak neurodivergent dapat tumbuh menjadi tokoh besar seperti Albert Einstein yang terkenal dengan teori relativitasnya diketahui memiliki disleksia, Dr. Karren Gaffney berhasil menjadi dokter pertama di Australia yang mengalami down syndrome, Elon Musk dan Satoshi Tajiri yang mengalami gangguan autisme mampu mengubah dunia dengan inovasi mereka di bidang teknologi.

Prestasi sosok-sosok di atas rasanya sulit didapatkan jika mereka lahir di Indonesia. Selain karena dipandang sebelah mata, jasa tenaga kesehatan mental di negara yang belum sejahtera ini bisa mengubur potensi, bakat, dan kehebatan mereka tak akan muncul di permukaan.

Banyak sekali anak disleksia yang berpotensi menjadi orang hebat seperti Albert Einstein. Namun, karena kurangnya pengetahuan, anak dengan disleksia seringkali dibully oleh teman dan guru karena melihat mereka belum bisa membaca di usia remaja tanpa memberikan dukungan sosial.

Masyarakat yang masih berpikiran bias terhadap peran guru malah menyalahkan anak-anak tersebut dengan tudingan sebagai anak bodoh dan pemalas serta menganggap jika sekolah bukan tempat penitipan anak jadi orang tua harus mengajarkan anaknya sendiri untuk belajar. Sekolah yang esensinya membuat anak bodoh menjadi cerdas malah melakukan dskriminasi terhadap anak anak yang tak minta terlahir dengan kelainan tersebut.

Selain meningkatkan jumlah tenaga profesional, kualitas pendidikan dan pelatihan untuk psikolog, psikiater, dan konselor juga perlu ditingkatkan. Namun, kenyataannya di Indonesia yang masih belum sejahtera secara ekonomi, ketersediaan tenaga kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater kurang banyak dibandingkan jumlah penduduk Indonesia.

Standar pendidikan yang tinggi dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa para profesional kesehatan mental dapat memberikan pelayanan yang efektif dan berkualitas tinggi. Selain itu, perlu ada pengakuan yang lebih besar terhadap peran penting dari berbagai jenis terapi dan pendekatan holistik dalam menangani masalah kesehatan mental.

Selain faktor itu alasan mengapa psikolog dan psikiater terkesan eksklusif dan mahal adalah stigma yang masih melekat kuat. Banyak masyarakat yang masih menganggap masalah kesehatan mental adalah hal yang tabu dan memalukan.

Stigma ini menyebabkan banyak individu yang mengalami gangguan kesehatan mental seperti gangguan bipolar dan skizofrenia enggan mencari bantuan profesional karena takut dikucilkan atau dianggap lemah secara mental.

Kesadaran publik tentang pentingnya kesehatan mental memang mulai meningkat, namun masih jauh dari cukup. Kampanye kesadaran dan pendidikan yang lebih intensif dan luas diperlukan untuk mengubah paradigma ini.

Kesehatan mental harus dianggap sebagai bagian dari kesehatan secara keseluruhan, bukan sebagai sesuatu yang terpisah atau sekunder. Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang mendukung pendekatan kesehatan mental yang komprehensif, termasuk pencegahan, deteksi dini, dan intervensi yang tepat.

Budaya dan nilai-nilai masyarakat juga memainkan peran penting dalam kesehatan mental. Komunitas yang kuat, dukungan sosial, dan hubungan interpersonal yang sehat dapat membantu mengurangi risiko gangguan kesehatan mental dan mendukung pemulihan.

Pendidikan tentang pentingnya kesehatan mental harus dimulai dari keluarga dan sekolah sehingga generasi muda tumbuh dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya menjaga kesehatan mental mereka.

Di luar itu semua, kini ada berita baik. Sekarang mendapatkan akses ke psikolog lebih mudah. Selain BPJS kesehatan, solusi terbaik untuk keluarga kurang mampu saat ini adalah berkonsultasi dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) yang menawarkan layanan konsultasi online gratis dan profesional kepada masyarakat di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 2020, HIMPSI bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan RI membuka layanan hotline Sehat Jiwa (Sejiwa) untuk membantu masyarakat yang mengalami masalah kesehatan mental. Layanan gratis, buka setiap hari pukul 09.00 - 21.00 WIB. Masyakarat bisa menghubungi HIMPSI di berbagai provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Jambi, Sumatera Barat, dan provinsi lainnya.

Psikologi memang fokus pada manusia sebagai individu. Tapi, meningkatnya sumber daya manusia secara konsensus termasuk pada anak-anak neurodivergent dan orang dengan gangguan mental dapat meningkatkan kemajuan negara menuju Indonesia Emas 2045 mendatang.

Meskipun ada banyak tantangan, kemajuan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir berkat kehadiran Himpunan Psikologi Indonesia memberikan harapan dengan upaya yang berkelanjutan dan terpadu, Indonesia dapat mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya dari isu kesehatan mental.

Kita semua memiliki peran untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan inklusif, di mana kesehatan mental dihargai dan didukung dengan cara yang sama seperti kesehatan fisik.

Merdeka dari isu kesehatan mental adalah proses yang panjang dan kompleks, yang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, profesional kesehatan, pendidikan, komunitas, dan individu itu sendiri.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image